Wahai saudaraku, jauhilah dari membatalkan puasa tanpa sebab yang jelas, karena hal ini adalah sebuah perbuatan dosa, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Baginda Nabi Muharrunad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam: ‘Barangsiapa yang berbuka di siang hari pada Bulan Ramadhan tanpa sebab sakit atau safar,29 atau udzur syar’I lainnya maka tidaklah ia akan bisa membayarnya walaupun ia berpuasa sepanjang masa.’ (HR. at-Tirmidzi, anNasa’I, Abu Daud, Ibn Maajah, Ibn Khuzaimah dan al-Baihaqi).
Maka dari itu berhati-hatilah dalam menjaga keadaan puasamu. Janganlah engkau berbuka puasa sebelum yakin telah tiba masuknya waktu Adzan Maghrib, karena sunnah untuk bersegera dalam berbuka puasa adalah setelah yakin sepenuhnya setelah benar-benar rnasuknya waktu berbuka puasa.
- Bersungguh-sungguhlah dalam menghadapi ‘hujan’ anugerah di bulan Ramadhan dan bersungguh-sungguh untuk menda
patkan anugerah Allah swt berupa dilipatgandakannya berbagai pahala serta dibentangkannya kesempatan selebar-lebarnya untuk meraih derajat yang agung dan mulia.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda: ‘Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian berpuasa di siang hari dan telah pula mensunnahkan bagi kalian untuk mendirikan shalat sunnah di malam harinya (yaitu Shalat Sunnah Tarawih). Barangsiapa yang melakukan keduanya dengan keimanan dan penuh kesungguhan, maka ia akan telepas dari·seluruh dosa-dosanya, sebagaimana saat ia baru dilahirkan oleh ibunya.‘ (HR. an-Nasa’i).
Sudah sepantasnyalah kita memperbanyak berbagai amal ibadah di bulan Ramadhan, terutama menjaga shalat 5 waktu dengan berjama’ah dan juga menjamu orang yang sedang berpuasa (memberikan makanan untuk berbuka puasa), karena itu merupakan hal yang sangat besar pahalanya.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam: ‘Barangsiapa yang menyediakan hidangan buka puasa bagi orang yang sedang berpuasa di Bulan Ramadhan, maka ia akan diampuni seluruh dosanya serta diberikan baginya kebebasan dari api neraka dan ia mendapatkan pahala puasa sebagaimana pahala orang tersebut.’ (HR Ibn Khuzaimah dalam shahihnya).
Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda: ‘Barangsiapa yang menyediakan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa Ramadhan dengan makanan dan minuman yang halal maka para malaikat akan bershalawat bagi orang tersebut disepanjang waktu Bulan Ramadhan dan Malaikat Jibril akan bershalawat secara khusus untuknya pada rnalam Lailatul Qadr.‘ (HR. ath-Thabrani).
Dalam kesempatan lain, Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda dihadapan para sahabatnya: ‘Diberikan untuk umatku di Bulan Rarnadhan 5 (lima) hal yang tidak diberikan kepada umat-umat para nabi dan rasul sebelumku. Kelima hal tersebut adalah:
Pertama, pada maIam hari pertama Bulan Ramadhan, Allah swt memandangi hamba-hamba-Nya yang sedang berpuasa itu dengan sebuah pandangan rahmat dan pandangan kasih sayang-Nya dan barangsiapa yang dipandangi Allah swt dengan pandangan rahmat serta pandangan kasih sayang-Nya, maka hamba tersebut tidak akan pernah disiksa selama-lamanya.
Kedua, arorna tidak sedap dari mulut orang-orang yang sedang berpuasa itu lebih harum di hadapan Allah swt daripada wanginya misik.30
Ketiga, para malaikat akan memohonkan pengampunan dosa bagi mereka orang-orang yang sedang berpuasa di Bulan Ramadhan.
Keempat, Allah swt memerintah kepada surga seraya berfirman: ‘Wahai surga, bersiap-siaplahlah engkau dan berhiaslah untuk menyambut hamba-hamba-Ku. Aku iba melihat mereka, biarkanlah saat ini mereka beristirahat karena kepayahan menghadapi kehidupan mereka di dunia untuk menuju istana-Ku dan meraih megahnya kedermawanan-Ku.’
Kelima, ketika berada di malam terakhir pada penghujung Bulan Ramadhan, maka Allah akan mengampuni segala dosa hamba-hamba-Nya. ‘
Setelah mendengarkan uraian Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tentang kemuliaan orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan, salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam: ‘Wahai Rasulullah, apakah yang paduka sebutkan tadi merupakan hadiah bagi orang-orang yang mendapatkan Lailatul Qadar?
Dengan tersenyum, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda: ‘Tidak, bukankah apabila engkau melihat para buruh selesai dari pekerjaannya, maka harus segera dilunasi upah atas pekerjaannya itu ?’ (HR. al-Baihaqi).
Ketahuilah bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah pada Bulan Suci Ramadhan, melebihi ibadah beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam di bulan-bulan yang lainnya, terlebih-lebih di sepuluh malam terakhir di Bulan Ramadhan. Dalam kesehariannya beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ‘menghiasinya’ dengan berbagai rangkaian kegiatan ibadah yang mendatangkan pahala disisi Allah swt.
Maka dari itu sekarang sudah saatnya kalian bercermin kepada imammu, kepada junjunganmu, kepada panutanmu, yaitu Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan janganlah kalian tertipu dengan mengikuti kebiasaan sebagian orang yang bersungguhsungguh pada awalnya dan bermalas-malasan di akhirnya, karena puncak kemuliaan justru berada pada akhirnya.
Wahai Allah Dzat yang maha mulia, perkenankanlah kami melewati kemuliaan Bulan Suci Ramadhan, sehingga kami dapat berpuasa dan meneggakan berbagai macam amal mulia didalamnya.
Wahai Dzat Yang Esa, selamatkanlah kami dari segala macam hal yang dapat menghalangi kami dari kemuliaan Bulan Suci Ramadhan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Sang Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan keluarga serta segenap para sahabatnya yang mulia. Wallahua’lam…
—————-
Sumber : Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz
29 : Berpergian / dalam perjalanan yang meletihkan, sebagaimana yang telah diatur oleh syara.
30Aroma / bau tak sedap dari mulut orang yang berpusa akan membuat mereka merasa terhina di hadapan manusia, namun balasan untuk keridhaan mereka karena hal yang tak mereka sukai itu di sisi Allah swt justru merupakan hal yang sangat mulia.