Ada sebuah kisah tentang seorang laki-laki yang sering berbuat dosa dari Bani Israil. Suatu hari ia melakukan perjalanan yang melintasi padang pasir, kemudian ia bertemu dengan seorang ahli ibadah di padang pasir yang gersang dan panas, ia melihat orang ahli ibadah ini sedang berbaring diatas tanah dan menggelepar karena kehausan.
Kemudian ia bilang pada dirinya sendiri: ‘Apakah yang harus aku lakukan kepadanya ?Apakah sebaiknya aku memberinya air?Namun jikalau aku memberikan air, kemudian aku meneruskan perjalananku di padang pasir dan aku kehabisan air, maka aku akan mati kehausan. Namun sekarang apakah aku akan membiarkan orang ini mati kehausan ?’
Lalu ia berpikir seraya bergumam dalam hati: ‘Jika aku membiarkan si ahli ibadah tadi menerima nasibnya, maka Allah swt tidak akan memaafkanku karena aku adalah seorang yang sering berbuat dosa. ‘
Lalu ia pun mendekati si ahli ibadah itu dan memberikan air kepada orang tersebut. Kemudian si ahli ibadah itu meminum air pemberian orang tersebut hingga tenaganya pulih, sehingga ia bisa bangun dan kembali meneruskan perjalanannya.
Kelak di akhirat, para malaikat penyiksa akan menyeret orang yang berdosa itu serta akan melemparkannya ke api neraka. Ketika mereka menyeretnya menuju api neraka, ia melihat orang yang ahli ibadah itu digiring para malaikat rahmah untuk menuju surga, dengan gemetaran, orang yang berdosa itu berkata kepadanya : ‘Apakah engkau ingat denganku? Aku orang laki-lakiyang pernah memberimu air saat engkau kehausan di padang pasir dan hampir saja mati?’
Kemudian orang yang ahli ibadah itu kemudian menghadap kepada Allah swt dan berkata: ‘Ya Allah, orang ini dahulu pernah lebih mencintaiku daripada dirinya sendiri, maka biarkan aku menjadiperantara baginya.’
Lalu Allah swt berfirman kepadanya : ‘Silahkan menjadi perantara buat dirinya. ‘
Lalu si ahli ibadah itu menjadi perantara buatnya dan Allah swt pun berkata kepadanya: ‘Raihlah ia dengan tanganmu dan bawalah ia ke surga bersamamu.‘
Jadi ini merupakan faedah dari kecintaan Allah swt kepada salah seorang hamba-Nya untuk seseorang yang berbuat baik pada dirinya di masa hidupnya. Semoga kita termasuk hamba hamba Allah swt yang dicintai-Nya, sehingga Allah swt pun mencintai kita. Wallahua’lam …
Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz