Dikisahkan bahwa Sayyidina Abubakar ash-Shiddiq ra pernah berjalan melewati area pekuburan dan salah satu helai rambutnya terjatuh ke tanah di pekuburan itu . Karena helai rambut beliau itu, siksaan kubur ditiadakan bagi seluruh penghuni pekuburan tersebut. Hal ini berkat kecintaan Allah swt kepada hamba-hamba-Nya dan ini akan membawa manfaat bagi orang-orangyang berada di sekitarnya.
Jika Allah swt mencintai seorang hamba, maka Allah swt pun akan mencintai apa-apa yang berada di sekitar hamba tersebut. Karena berkat kecintaan itu, maka Allah swt pun memberikan cinta-Nya kepada yang lain.
Ada suatu cerita tentang seseorang yang tinggal pada zaman al-Quthb ar-Rabbani asy-Syeikh Abdul Qadir al-Jaelani. Ketika orang itu meninggal dunia dan dikuburkan, orang-orang yang berada disekitar pekuburan itu mendengar teriakan orang itu dari dalam kubur. Para sahabat asy-Syeikh Abdul Qadir al-Jaelani bercerita kepadanya, sehingga ia pergi mengahampiri kubur tersebut. Orang-orang meminta kepada asy-Syeikh Abdul Qadir untuk mendo’akannya agar Allah swt mengangkat hukumannya kepada penghuni kubur tersebut.
Kemudian Syeikh Abd ul Qadir al-Jaelani bertanya kepada sahabat-sahabatnya: ‘Apakah ia adalah salah satu dari sahabatku ?’
Mereka menjawab: ‘Bukan wahai Syeikh.’
Lalu ia pun bertanya lagi: ‘Pernahkah kalian melihatnya hadir pada salah satu majelisku ?’
Mereka menjawab: ‘Ia tidak pernah menghadiri majelismu.’
Syeikh Abdul Qadir bertanya lagi: ‘Pernahkah ia masuk ke salah satu masjid, dengan tujuan untuk mendengarkan ceramah ceramahku atau shalat dibelakangku ?’
Mereka menjawab: ‘Tidak pernah ya Syeikh.’
Lalu Syeikh Abd ul Qadir bertanya lagi: ‘Pernahkah aku melihatnya ?’
Mereka menjawab: ‘Tidak pernah ya Syeikh.’
Lalu beliau bertanya lagi: ‘Apakah ia pernah melihatku ?’
Mereka menjawab: ‘Tidak ya Syeikh.’
Lalu salah seorang dari mereka berkata: ‘Namun wahai Syeikh, aku pernah melihatnya melintas di suatu jalan setelah engkau dan para sahabatmu baru saja selesai dari majelis dan ia melihat jejak jalanmu. ‘
Lalu Syeikh Abd ul Qadir al-Jaelani menengadahkan tangannya kepada Allah swt seraya berdo’a: ‘Ya Allah, orang ini adalah orang yang pernah melihat debu jejak jalan kami setelah kami selesai majelis. Jika Engkau mencintai kami Ya Allah, kami memohon kepada-Mu berkat kecintaan-Mu kepada kami untuk mengangkat hukuman serta siksaan pada hamba ini.‘
Pada saat itujuga, teriakan dari dalam kubur itu berhenti seketika.
Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz