Al-Imam Ibnu Abbas ra berkata ketika ia mengomentari suatu ayat di dalam Surat al-Kahfi tentang dua anak yatim yang mempunyai harta benda yang tersimpan di dalam tanah, ketika Nabi Allah Khidir as membangun kembali dinding rumah itu, ia berkata: ‘Ayah mereka adalah orang-orang yang shaleh. ‘
Setelah meneliti ayat ini dengan seksama, maka Sayyidina lbnu Abbas ra mengatakan bahwa yang dimaksud ‘ayah’ disitu adalah kakeknya yang ke 7 (tujuh) dari jalur ibu, karena ia adalah orang shaleh dan Allah swt mencintainya. Lihatlah bagaimana jauhnya, berkah itu bisa menurun kepada turunannya yang ke tujuh.
Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata tentang Uwais bin ‘Amir al-Qarani bahwa ia seorang diri akan dapat menjadi perantara untuk menanggung orang-orang dari suku Rabi’ di Arab dan Suku Mudhar, keduanya adalah suku yang besar di Arab. Ini adalah Uwais bin ‘Amir al-Qarani yang tidak pernah bertemu dengan Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Lalu bagaimana dengan para Sahabat Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam yang benar-benar melihat Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam?
Dan bagaimana menurutmu dengan orang-orang yang dipilih menjadi Sahabat Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan sepuluh diantara mereka yang dijanjikan surga (al-Mubassyirina bil jannah) serta orang-orang yang terdekat kepada Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, yang memiliki hubungan darah dengan beliau Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam???
Disebutkan dalam sebuah kisah, di Mesir ada seseorang yang telah meninggal dan seorang yang shaleh melihatnya di dalam mimpi bahwa orang itu dalam keadaan disiksa dalam kuburnya. Setelah beberapa hari, orang itu melihatnya di dalam mimpi bahwa ia sudah tidak disiksa lagi.
Orangitu bertanya kepadanya apayang terjadi atasnya, lalu ia menjawab bahwa ketika masuk waktu Shalat Asar, kuburannya terkena bayangan qubbah dari makam al-Imam asy-Syafi’i. ‘Saat bayangan dari makam Al lmam AsSyqfii’ mengenai kuburku, maka hukuman untukku ditiadakan.’
Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz