Dalam sebuah Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra dari Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, bahwasannya Allah swt berfirman: ‘Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah pula terlintas dalam hati-hati manusia.‘(HR. Bukhari dan Muslim).
Seseorang yang akan menerima karunia berupa kenikmatan surga dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka ia akan menjadi seseorang yang paling beruntung di muka bumi ini, bahkan para malaikat pun tidak ada yang mengetahui bagaimana bentuk dan seperti apakah karunia-karunia yang telah Allah swtpersiapkan untuk hamba-hamba pilihan-Nya itu. Jadi tidak ada satu makhluk pun yang benar-benar dapat membayangkan karunia-karunia yang telah Allah swt persiapkan untuk hamba-hamba-Nyayang shaleh itu.
Diantara karunia-Nya yang diberikan kepada para penghuni surga adalah sebuah karunia yang berupa keindahan serta rahmat yang akan selalu bertambah tanpa henti. Diantaranya jika seseorang menemukan suatu buah yang ia sukai di dalam surga, lalu ia memetik dan memakannya, maka Allah swt akan menumbuhkan buah yang lain di tempat itu dan lebih indah daripada buah yang tadi, bahkan jika ia memetik buah itu, maka disana akan tumbuh buah yanglebih indah dibandingkan yangtadi.
Ketahuilah bahwa semua keindahan itu adalah suatu refleksi dari keindahan Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Ini semua karena Nabi Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam yang merupakan ciptaan yang paling indah, bayangan yangsempurna dari Yang Maha Indah dan Yang Maha Sempurna.
Jikalau Allah swt cintai kepada hamba-Nya, maka Allah swt akan berkata kepada Malaikat Jibril as yang merupakan pemimpin dari malaikat-malaikat pada tempat tertinggi: Wahai Jibril Aku mencintai hamba itu, maka katakanlah kepada semua penduduk langit untuk mencintai hamhat tersebut. ‘
Lalu Malaikat Jibril as mencintai hamba tersebut karena Allah swt, sebagai bentuk ibadah kepada Allah swt. Kemudian ia pun menemui malaikat-malaikat yang lain dan mengatakan bahwa Allah mencintai hamba itu, sehingga semua para malaikat pun ikut mencintainya. Oleh karena itu, hamba tersebut yang berjalan diatas bumi dengan keterbatasan nya sebagai seorang manusia biasa, namun ia adalah seorang yang dicintai oleh para penduduk langit.
Ketika seorang hamba itu masuk ke dalam kubur dan berada dalam alam barzah, maka para malaikat pun berdiri kagum sebelum kehadiran ha m ba Allah swt tersebut, sebagaimana berdirinya seorang rakyat sebelum sang raja datang. Para malaikat tersebut berdiri mengagumi hamba itu karena mereka tahu kedudukan hamba itu di sisi Allah swt dan mereka mengetahui bahwa orang tersebut adalah salah seorang hamba yang dicintai oleh Allah swt.
Ketika hamba ini berjalan menyeberangi jembatan yang dibawahnya terdapat api nereka, maka api itu berkata kepadanya: ‘Wahai orang yang beriman, cahayamu telah memadamkan kobaranku.’ Meskipun api neraka membakar segala sesuatu, namun hamba Allah swt tadi tidak terbakar, hal ini dikarenakan kecintaan Allah swt terhadap dirinya. Bahkan kalaupun ia termakan panasnya api neraka, maka Allah swt akan berkata kepadanya: ‘Waha.iha.mbaku, kaszh sayangku mendahului kemurkaanku.’
Ini terjadi hanya karena kasih sayang Allah swt untuk hamba-hamba yang dicintai-Nya. Seseorang yang mencintai karena Allah swt dan seseorang yang dicintai karena Allah swt, tidak akan tinggal di neraka, karena seseorang itu akan bersama orangyang dicintainya. Salah satu faedah kecintaan Tuhan kepada hamba-Nya adalah bahwa hamba tadi dapat menjadi perantara untuk membawa orang-orang yang ia cintai. Ketahuilah, bahwa seorang yang mati syahid dapat rnenjadi perantara membawa 70 (tujuh puluh) orang dari keluarganya yang diacintai.
Jika ini adalah cinta suatu makhluk kepada makhluk yang lain, bagaimana kecintaan dari Sang Pencipta kepada makhlukNya dan bagaimana bisa Allah swt tidak memberi apapun kepada seseorang yang Allah swt cintai. Allah swt berfirman di dalam hadits qudsi: ‘Akulah yang berkuasa. Jika seseorang taat kepada-Ku, maka Aku akan memberikan berkah kepada-Nya dan jika ‘kalau Aku telah memberikan berkah kepada seorang hamba., maka Aku akan memberkahi orang itu serta semua yang dibawa oleh orang itu, maka ketahuilah bahwa berkah-Ku tiada pernah berakhir.’
Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz