Sedikitnya ada 6 (enam) syarat untuk mendapatkan shalat yang khusyu’ :
- Dengan hati yang hadir, maksudnya merasakan kehadiran hati ketika mengucap kalimat-kalimat dalam shalat dan ketika melakukan gerakan dalam shalat.
- Harus memahami makna-makna yang dibaca dalam shalat.
- Hendaknya kita mengerjakannya dengan perasaan ta ‘dzim, penghormatan dan pengagungan terhadap yang sedang kita hadapi,yai tu Allah swt.
- Harus memiliki rasa takut terhadap yang sedang kita hadapi, yaitu Tuhan semesta alam.
- Memiliki pengharapan dengan sungguh-sungguh, bahwa shalat yang kita kerjakan akan diterima oleh Allah swt.
- Memiliki perasaan malu terhadap Allah swt, karena kita merupakan makhluk yang penuh kekurangannya di sisi-Nya.
Kesempurnaan khusyu’ dalam shalat diantaranya dapat kita peroleh dengan tidak memikirkan yang lainnya (konsentrasi dalam shalat), melainkan hanya kepada Allah swt semata.
Berapa banyak kita dapati kisah-kisah para Sahabat Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ketika mengerjakan shalat. Mereka mengerjakannya dengan penuh kekhusyu’an, sehingga apapun yang terjadi dengannya, seolah mereka tak sadar dan tidak tahu apa yang sedang terjadi dengannya.
Dalam sebuah kisah disebutkan ketika berkecamuknya peperangan, ada salah seorang sahabat yang ditugaskan untuk menjaga kemah kaum muslimin, sedangkan sahabat-sahabat lainnya sedang tidur. Ketika sahabat tersebut sedang shalat, tiba-tiba dari belakang ada seorang musuh yang memanahnya hingga panah itu terkena bagian tubuh nya. Walaupun darah mengucur dari tubuh nya, namun ia tetap saja melanjutkan shalatnya dan sama sekali tak beranjak dari shalatnya.
Karena tak bergerak, musuh pun memanahnya lagi hingga beberapa kali, namun ia tetap saja melanjutkan shalatnya dengan gerakan yang sangat sempurna, padahal darah bercucuran dari tubuhnya, bahkan darah itu muncrat sehingga mengenai beberapa sahabat yang sedang tidur. Melihat kejadian itu, musuh tersebut keheranan dan bingung, hingga beberapa sahabat terbangun sehingga membuat musuh itumelarikan diri.
Apakah gerangan yang terjadi pada sahabat itu? Mengapa tajamnya busur panah tak membuatnya sakit?
Mengapa ia bisa betul-betul merasakan nikmatnya dalam bermunajat kepada Tuhannya?
Mengapa ia dapat melupakan rasa sakit di tubuhnya hanya dengan shalat ?
Inilah yang dinamakan khusyu’.
Inilah kesempurnaan shalat yang sesungguhnya.
Sumber: Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz