Didalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman: “Wahai dunia bersikaplah pahit kepada para wali-wali-Ku, janganlah engkau bersikap manis kepada mereka, niscaya engkau akan menfitnah mereka.”
Diriwayatkan pula:
إن الله اذا اقبل على عبده بوجهه كله صرف عنه الدنيا كلها
Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT jika benar-benar memperhatikan seorang hamba-Nya, maka Dia memalingkan dunia seisinya dari hamba tersebut.” Allah SWT berfirman kepada Nabi Allah Musa as: “Wahat Musa, jika engkau melihat kekayaan datang, maka katakanlah ini adalah dosa yang didahulukan hukumannya. Dan jika engkau melihat kefakiran datang katakanlah, selamat datang simbol para shalihin.”
Seseorang berkata kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa salam: “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintaimu.” Maka Rasulullah Shalallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa salam pun menjawab:
ان كنت كما قلت فاعد للفقر تخفافا فان الفقر اسرع إلى من يحبنى من السيل الى منتهاه
Artinya: “Jika engkau seperti yang telah engkau katakan, maka tetapkanlah baju untuk kefakiran. Karena sesungguhnya kefakiran lebih cepat menimpa pecintaku daripada air yang mengalir ke muaranya.”
Jadi kefakiran yang disertai kesabaran adalah perhiasan para nabi dan orang pilihan. Hal ini sebagaimana yang disebutkan didalam sebuah hadits:
الفقراء الصبراء جلساء الله يوم القيامة
Artinya: “Orang-orang fakir yang bersabar kelak berada di sisi Allah di hari kiamat.”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa salam bersabda:
الله بدود عبده المؤمن عن الدنيا كما يدود الراعي الشفيق الله عن مرائع الغرة
Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT akan mengusir hamba-Nya yang beriman dari dunia, seperti seorang penggembala yang mempunyai belas kasih mengusir onta-ontanya dari tempat yang berbahaya.”
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad