Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda:
تعلمت ماشئتم فوالله لا يقبل ذلك منكم حتى تعملوابه
Artinya: “Belajarlah semau kalian. Demi Allah, tidak akan dikabulkan dari kalian semua itu sampai kalian mengamalkannya.’
Berikutnya adalah seorang ulama yang berilmu tetapi dia tidak mengamalkan dan tidak mengajarkannya kepada orang lain. Baik malas karena merasa berat atau sibuk dan tenggelam dengan urusan duniawi dan kerendahannya. Para ulama yang seperti ini diumpamakan seperti batu besar yang berada di pinggir sungai, ia tidak dapat menyerap airnya dan tidak mau membiarkan airnya keluar hingga dapat diminum oleh manusia dan bermanfaat bagi mereka. Maka semua riwayat yang menjelaskan tentang ancaman bagi orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya akan dirasakan oleh ulama ini. Kemudian ditambah dengan riwayat yang menjelaskan tentang ancaman bagi orang yang tidak mengajarkan ilmunya kepada hamba Allah swt dan merahasiakannya. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah swt:
ان الذين يكتمون ما أنزلنا من البينات والهدى من بعد ما بينا ه للناس الكتاب
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkan kepada manusia dalam al-Kitab.” (Qs. al-Baqarah ayat: 159.)
Dan keadaan yang lebih parah dari ulama di atas adalah, seorang ulama yang tidak mengamalkan ilmunya, tidak mengajarkannya kepada orang lain, dan bersamaan dengan semua itu ia mengajak pada burukan dan kesesatan. Menyebarkan keburukan dengan kedok kebaikan, menggambarkan kebatilan dengan gambaran kebenaran, mungkin ia melakukan hal ini karena berniat ingin menjilat dan mencari muka orang-orang yang dzalim dan bodoh. Untuk mendapatkan pangkat dan kedudukan di sisi mereka, hingga mendapatkan harta dan segala kenikmatan duniawi yang ada di tangan mereka. Atau karena menentang Allah swt dan Rasul-Nya, sehingga berbuat kejahatan dan kerusakan di muka bumi. Mereka itu para pengganti setan dan wakil-wakil dajjal sang pembohong lagi terlaknat. Merekalah ulama yang terjelek keadaannya dan yang kelak paling merugi. Mereka akan menanggung dosa mereka sendiri dan dosa hamba-hamba Allah swt yang mereka sesatkan, serta dosa mengajak kepada kesesatan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam:
من دعا إلى ظلا لة كان عليه من الإ شم مشل آثام من اتبعه من غير أن ينقص من آثا مهم شي ء
Artinya: “Barang siapa mengajak pada kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka (pengikutnya).“
Terkadang pada ulama seperti ini setelah ia meninggal, dosa atau kesalahan dan kesesatannya masih berkelanjutan terus, sehingga ia diadzab di dalam kuburnya. Dosa-dosanya masih terus bertambah setelah wafatnya, disebabkan masih ada orang yang mengamalkan dan mengikutinya sepanjang zaman. Sungguh beruntung orang-orang yang meninggal, dan dosanya juga meninggal bersamanya. Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama.
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya Alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad Jilid 1