Ketika diangkat sebagai khalifah, Abubakar ash-Shiddiq ra berkata: aku telah memegang kepemerintahan kalian dan aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian. Sesungguhnya orang yang paling kuat diantara kalian menurutku adalah orang yang lemah sehingga aku memperjuangkan hak-haknya, dan yang paling lemah diantara kalian menurutku adalah orang yang kuat sehingga aku mengambil haknya. Jika aku berbuat kebaikan (di dalam riwayat berbuat sesuatu yang lurus) maka bantulah aku dan jika kalian melihatku menyimpang maka luruskanlah aku.” Kemudian beliau ra berkata: “Barangsiapa yang memurkai dirinya di jalan Allah SWT niscaya Allah SWT akan memberikan kepadanya keamanan dari murka-Nya.”
Diriwayatkan bahwa ummul mukminin Hafshah binti Umar ra berkata pada ayahnya: “Wahai amirul mukminin, mengapa engkau tidak memakai baju yang lebih halus dari bajumu ini? Atau memakan makanan selain ini, padahal Allah rut telah membukakan pintu kemenangan bagimu dan melapangkan rezekimu?”
Beliau ra menjawab: “Sesungguhnya aku akan membantah ucapanmu. Apakah engkau tidak mengetahui betapa susahnya kehidupan yang dialami oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam?”
Beliau terus mengingatkannya hingga menjadikan puterinya menangis. Kemudian beliau berkata: Aku akan mengatakan padamu bahwa dahulu aku memiliki dua orang sahabat yang menempuh suatu jalan, sesungguhnya jika aku menempuh jalan selain jalan mereka, niscaya aku akan digiring menuju jalan yang tidak mereka tempuh. Sungguh demi Allah aku akan bergabung dengan keduanya dalam tata cara kehidupan mereka yang serba susah, agar aku bisa hidup bersama keduanya dalam kehidupan yang nyaman.”Yang dimaksud dengan kedua sahabatnya adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam dan Abubakar ash-Shiddiq ra.
Diriwayatkan dari Anas ra ia berkata: Ketika para pemberontak membunuh Usman bin ‘Affan ra mereka memasuki ruang penyimpanan di rumahnya. Lalu mereka mendapatkan di dalamnya ada sebuah kotak.
Kemudian mereka berkata: “Inilah yang ia ambil dari harta rampasan kaum muslimin. “Maka mereka pun memecahkannya dan mendapatkan di dalamnya ada sebuah kotak kayu yang diukir
Kemudian mereka berkata: “Pasti di dalamnya terdapat permata.” Lalu mereka memecahkannya dan mendapatkan di dalamnya ada secarik kertas. Di dalamnya tertulis: Usman bersaksi bahwa tiada sesembahan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Hari kiamat pasti akan datang tiada keraguan di dalamnya. Sesungguhnya Allah SWT akan membangkitkan siapa yang dikubur. Atas keyakinan ini kami hidup dan mati.
Lalu mereka mendapati di halaman sebaliknya tertulis: “Kaya jiwa jadikan jiwa kaya dan mencukupinya. Walau kefakiran menyentuh dan melukainya. Apakah arti kesulitan? Bersabarlah atasnya. Tidaklah kau menemuinya kecuali setelah itu akan ada kemudahan.”
Maka saat itu menyesalah orang-orang. Abdullah bin Salam ra berkata kepada orang-orang yang menghadiri tercecernya darah Usman di waktu luka yang mematikannya: Apakah yang diucapkan Usman pada waktu darahnya tercecer dan mendekati ajalnya?” Mereka menjawab: “Kami mendengarnya berkata: “Wahai Allah nut, persatukan umat Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam. Dan hal ini dikatakannya sebanyak tiga kali. “Lalu ia berkata: “Demi jiwaku yang berada di genggamanNya, jika Usman berkata: ‘Mereka tak akan bersatu selamanya, maka mereka tidak akan bersatu sampai hari kiamat.”
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad