Amiril Mukminin Ali bin Abu Thalib ra berkata: “Kebaikan bukanlah dengan banyaknya harta dan anakmu. Tetapi kebaikan adalah banyaknya ilmu dan agungnya amalmu. Lalu janganlah kau pamerkan ibadahmu untuk Allah SWT kepada manusia. Jika kau berbuat baik, pujilah Allah SWT dan jika berbuat jelek mohonlah ampun kepada Allah SWT. Tidak ada kebaikan di dunia kecuali untuk salah satu dari dua orang, seseorang yang melakukan suatu dosa lalu ia segera bertaubat dan seseorang yang berlomba lomba dalam kebaikan.”
Beliau ra juga berkata: “Hafalkanlah dariku lima perkara yang jika kalian mengendarai unta untuk mendapatkannya pasti kalian akan menjadikan mereka kurus sebelum kalian mencapainya. Seorang hamba tidak mengharap kecuali kepada Tuhannya, tidak takut kecuali pada dosanya, orang yang bodoh tidak malu dalam bertanya, orang yang pandai jika ditanya sesuatu yang tak diketahuinya tidak malu mengatakan wallahu a’lam (hanya Allah SWT yang mengetahui hakekat dari semuanya), dan bersabar yang didudukkan pada iman seperti kedudukan kepala pada jasad. Tiada iman bagi yang tidak memiliki sifat sabar.”
Beliau ra berkata: “Takwa adalah meninggalkan perbuatan maksiat terus menerus dan meninggalkan rasa bangga dengan amal taat.”
Beliau ra juga berkata: “Amal yang paling sulit ada tiga, yang pertama adalah menunaikan kewajiban dirimu, kedua berdzikir kepada Allah SWT disetiap waktu dan yang ketiga adalah menolong saudaranya dengan harta yang ia miliki.”
Dhirar bin Dhamrah al-Kinani rhm menjelaskan sifat Sayyidina Ali ra ketika ditanya oleh Mu’awiyah: Aku bersaksi demi Allah SWT, aku telah melihatnya di suatu kesempatan. Kala itu malam telah gelap dan bintang sudah berkedap-kedip. Ia mendoyong-doyongkan badannya di mihrab sambil memegang jenggotnya seperti orang yang mendoyongkan badannya karena terkena gigitan. Beliau menangis sedih, saat ini aku sedang mendengar tangisannya.
Lalu beliau berkata: Wahai Tuhan kami, wahai Tuhan kami. Beliau berdo’a kepada-Nya dan berkata: Hai dunia, apakah engkau menghampiriku ataukah kau mengintaiku? Jauh, jauh sekali! Tipulah selain diriku. Aku telah menceraikanmu dengan tiga talak, tidak mungkin aku rujuk kembali lagi. Umurmu pendek, kehidupanmu hina, dan penuh dengan bahaya. bekal yang sedikit, perjalanan yang jauh dan jalan yang mengerikan. Maka meneteslah air mata Mu’awiyah hingga membasahi jenggotnya karena tak dapat menahan haru.
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad