Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam berkata pada Sahabat Mu’adz bin Jabal:
يا معاذ ، مامن عبد يشهد أن لا اله الا الله وأن محمدا عبده ورسوله صادقا من قلبه الأحرمه الله تعالى على النار، يا رسول الله، أفلا أخبر
الناس فيستبشروا، قال، إذا فيتكلُوا
Artinya: “Wahai Mu’adz, tak seorang hamba pun yang bersakst bahwasannya tak ada yang patut disembah selain Allah, dan Muhammad adalah hamba Allah dan utusannya, benar-benar dari dalam hatinya kecuali Allah SWT akan mengharamkannya dari api neraka.”
Lalu Mu’adz berkata: “Wahai Rasulullah, bolehkah aku menyampaikannya kepada orang-orang agar mereka bergembira?” Kemudian Rasulullah menjawab: “Kalau begitu mereka akan bersandar pada hal itu.”
Maka Mu’adz pun menyampaikan hadits ini dikala mendekati ajalnya karena takut berdosa. Maksudnya takut berdosa karena menyembunyikan ilmu.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
ان الله حرم على النار من قال لا اله الا الله يبتغي بذالك وجه الله تعالى
Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan api neraka bagi siapa yang mengucapkan: tidak ada sesembahan selain Allah SWT, karena mengharapkan ridha Allah SWT semata.”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam juga bersabda kepada Sahabat Abu Hurairah ra:
اذهب فمن لقيت من وراء هذا الحائط يشهد أن لا اله الا الله مستيقنا بها قلبه فبشره بالجنة
Artinya: “Pergilah! Siapa saja yang engkau temui diluar kebun ini dan ia bersaksi tiada sesembahan selain Allah SWT dengan hati yang memiliki keyakinan, maka berikanlah kabar gembira bahwa ia akan masuk surga.”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal ra:
يا معاذ، هل تدري ماحق الله على العباد، وما حق العباد على الله، قلت، الله و رسوله أعلم، قال، فان حق الله على العباد أن يعبدوه ولا يشركوا به شياً، وحق العباد على الله أن لا يعذب من لايشرك به شياً، فقلت، يا رسول الله، أفلا أبشر الناس، قال، لأتبشرهم فيتكلوا
Artinya: “Wahai Mu’adz, apakah engkau mengetahui apakah hak Allah atas hamba-Nya, dan apakah hak hamba atas Allah swf?” Aku menjawab “Hanya Allah SWT dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. “Kemudian beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menjawab: “Sesungguhnya hak Allah SWT atas hamba-Nya, adalah menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Sedangkan hak seorang hamba atas Allah SWT adalah tidak menyiksa orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun“
Lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah, bolehkah aku menyampaikannya kepada orang-orang agar mereka bergembira?” Kemudian Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menjawab: “Jangan engkau sampaikan kabar gembira ini, nanti akan menjadikan mereka bersandar (pada hal ini).”
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad