Ketahuilah, sesungguhnya bahan utama api yang kelak digunakan untuk menyiksamu terdapat dalam dirimu sendiri. Seandainya bahan utama itu tidak terdapat dalam dirimu, maka neraka tidak akan mampu membakarmu. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadis ketika seorang Mukmin melewati titian yang terbentang di atas neraka menuju Surga, neraka berkata kepadanya:
جزيا مؤمن فقد أطفأ نورك لهبي
Wahai Mukmin, cepatlah berlalu, karena sesungguhnya cahayamu memadamkan kobaran apiku. (HR Thabrani)
Jika demikian, pada hakikatnya api pembakaran itu asal dari dirimu sendiri.
حجابك منك وما تشعر وداؤك فيك وما تبصر
تزعم انك جرم صغير وفيك انطوى العالم الأكبر
Tirai (hijab) yang menutupi dirimu
sebenarnya berasal darimu
Tapi engkau tak pernah menyadari
Dan penyakitmu berada dalam dirimu
Akan tetapi engkau tak melihatnya
Kau kira dirimu hanyalah sebuah tubuh kecil
Padahal di dalamnya tersimpan alam yang sangat besar
Sebagaimana dalam Al-Quran Allah mewahyukan:
وفى الأرض ءايت للمو قنين 20 وفى أنفسكم أفلا تبصرون 21
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Adz-Dzariyat, 51:20-21)
Kebaikan dan keburukan telah tercampur secara sempurna dalam diri manusia dan tidak ada yang dapat memisahkan campuran itu kecuali dua macam api, yaitu api penyesalan atau api neraka. Oleh karena itu, saat ini juga pilihlah salah satu dari api di atas, sebelum tiba saatnya engkau tidak dapat memilih lagi. Pilihlah api penyesalan yang sungguh-sungguh atas semua keburukan yang engkau lakukan, kembalilah kepada Allah, merendahlah di hadapan-Nya, sesalilah hal-hal baik yang selama ini kau lewatkan, dan segera perbaiki semua kesalahan itu. Jika ini tidak kamu lakukan, maka api neraka Jahannam siap membakarmu. Allah Ta’ala mewahyukan:
إن جهنم كا نت مرصادا 21 للطاغين مئابا 22
Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai. Lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. (An-Naba: 78:21)
Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari siksa neraka.
Dalam pengertian yang mirip di atas, tentang kedua orang tua, Rasulullah saw bersabda:
هما جنتك ونارك
Keduanya adalah Surgamu dan juga Nerakamu. (HR Ibnu Majah)
Sungguh mengherankan seseorang yang pada hakikatnya dia mampu memadamkan api itu di sini, akan tetapi ia hanya memikirkan buahnya. Karena itulah orang-orang yang memiliki bashirah (mata hati) menyebutkan bahwa hakikat perjalanan di atas titian menuju Surga adalah di dunia. Adapun yang terjadi di Akhirat hanyalah hasil dari caramu dalam berhubungan dengan Allah di dunia. Begitu pula tentang Surga dan Neraka, di dunia inilah penentuannya, dan hasilnya di Akhirat nanti. Sehubungan dengan permasalahan inilah maka Rasulullah saw bersabda:
الجنة تحت اقدام الأمهات
“Surga berada di bawah telapak kaki ibu.” (HR Hakim)
Kamu sekarang hendaknya memilih api yang teringan dari dua api tersebut, dan segera mengambil keburukan yang paling ringan dari dua keburukan tersebut, sebelum kesempatan untuk memilih dihentikan, dan secara paksa manusia digiring menuju Surga atau Neraka.
Jika demikian posisi tobat dalam Agama, maka pembahasan hakikat, syarat, sebab, ciri-ciri, buah, penghambat, sarana yang memudahkan tobat harus lebih diutamakan dari pembahasan berbagai amalan lain yang menyelamatkan. Dan hal ini akan menjadi jelas dengan membahas empat hal, dan yang pertama adalah tentang tobat itu sendiri, definisi, hakikat dan batasannya. Kita ingin bertobat, sering mendengar perintah untuk bertobat, akan tetapi kita tidak mengetahui apakah tobat itu? Apakah pandangan dan pemahaman kita tentang tobat dan hakikatnya?
Sumber : Obat Hati Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz