Jika anda tidak mampu mengerjakan kebaikan secara keseluruhan maka jangan sampai anda tidak mampu mendirikan setengahnya. Wajib bagimu untuk mengajar, dan wajib bagimu untuk berusaha dan berniat untuk mengamalkan apa yang telah kau ajarkan. Tidak diragukan lagi bahwa riwayat tentang ancaman bagi sesiapa yang mengajar dan tidak mengamalkan apa yang diajarkan masih lebih pantas daripada mereka yang tidak mengamalkan dan tidak mengajar. Karena kelompok pertama diberi dua kewajiban oleh Allah swt, tetapi mereka mendirikan salah satunya dan meninggalkan yang lain. Sedangkan kelompok kedua meninggalkan dua kewajiban seluruhnya. Maka kelompok ini lebih diancam dan mendapat hukuman yang lebih berat.
Lalu diantara kebimbangan yang lain akan menjadikannya berbicara pada dirinya, sesungguhnya mengajak kepada Allah swt dan memberi petunjuk kepada hamba Allah swt adalah kedudukan yang tinggi dan tempat yang mulia. Itu merupakan posisi para pemimpin yang berpetunjuk dan agama serta tugas mereka. Sedangkan aku tidak seperti itu dan bukanlah orang-orang yang pantas mendudukinya. Perbuatannya mengecilkan dirinya, meremehkannya, rendah hati dan merendahnya membawanya untuk berdiam dari mengajak kepada Allah swt dan mendirikan tugas memberi petunjuk. Dan ia menyangka semua itu merupakan sifat rendah hati yang terpuji dan tahu diri serta meletakkan diri pada tempatnya. Akan tetapi semua ini merupakan lintasan-lintasan yang jelek. Karena kebenaran tidak mencegah seseorang dari kebenaran dan kebaikan tidak memalingkan seseorang dari kebaikan. Maka baginya agar berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mengajak kepada petunjuk dan menunjukkan kepada kebaikan dengan rendah hati dan merendah, serta menghadirkan rasa takut dan khusyu’ dan mengakui kekurangan dan kehinaan dirinya. Itulah kesempurnaan dan penggabungan sifat orang-orang besar yang tidak mencegahnya bisikan-bisikan setan dan tidak memalingkannya khayalan dan tipu dayanya serta anjurannya kepada kejelekan dalam bentuk kebaikan.
Lalu di antara kebimbangan yang lain adalah seorang yang memiliki ilmu menyibukkan diri dan waktunya dengan wirid yang berkelanjutan dan ibadah-ibadah yang lain, seperti: bacaan al-qur’an, dzikir dan lain-lain. Lalu ia melihat bahwa semua itu lebih utama baginya dan lebih baik daripada mengajak kepada Allah swt dan jalan-Nya serta menyebarkan ilmu agama yang bermanfaat. Sedangkan yang benar adalah mengajak kepada Allah swt dan jalan-Nya serta menyebarkan ilmu agama yang bermanfaat dengan ikhlas karena Allah swt, lebih utama daripada ibadah yang dianjurkan seperti shalat-shalat sunnah dan dzikir. Karena ilmu menyebabkan manfaat dan merupakan kebutuhan secara khusus dan umum, kecil dan besar. Di dalam hadits disebutkan: “Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah, seperti keutamaanku atas sahabatku yang terendah.” 13
———
13 Tirmidzi dan ad-Darimi meriwayatkan hadits ini dengan matan sedikit berbeda