Adapun orang-orang sebelum kalian, dalam hati mereka penuh kecintaan terhadap Allah swt dan Rasul-Nya. Seperti itulah para salafunasshalihin, bahkan tidur pun terbayang dimata mereka, terlintas di hati mereka. Hal ini dikarenakan kecintaan mendalam yang telah tertanam dalam hati-hati mereka. Janganlah pernah membenarkan pengakuan dirimu yang mengatakan aku cinta kepada Allah swt, aku cinta kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, namun semua itu hanya dimulut tanpa membekas didalam hati.
Bukankah cinta memiliki suatu tanda dan ciri?
Tidak akan menggapainya orang yang hanya tidur di kegelapan malam.
Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda: ‘Allah beifirman: ‘Dusta, seseorang yang mengaku cinta kepada-Ku, sedangkan ditengah malam ia tidur pulas dan melupakan-Ku. Bukankah sang pencinta selalu ingin berduaan dengan kekasihnya?’
Bahkan tidak sedikit diantara kita yang mengakhirkan atau bahkan meninggal kan Shalat Subuh secara terus menerus tanpa adanya rasa penyesalan.
Inikah tanda cinta ??
Apakah ini tanda keimanan ??
Ataukah ini ciri orang yang mengagungkan Allah swt ? Ata u dengan apa kita menamainya?
Keadaan ini terus-menerus melanda kita.
Aku ingatkan kepada kalian, bahwa seruan telah diserukan, walaupun engkau lalai atau pura-pura tuli, tidak ada alasan lagi bagimu.
Berubahlah wahai saudaraku !!!
Demi Allah swt yang telah mengutus Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dengan membawa kebenaran. Tidak akan putus suara, tidak berbicara lisan yang haqq kecuali sebagai pengganti dan penyambung lidah Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam seruannya menggema, dakwahnya tersebar, ucapannya terdengar, benderanya telah berkibar.
Seruan beliau Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mengingatkan orang yang lalai, mensucikan orang yang mengharap kesucian, membersihkan orang yang mengharap kebersihan, serta mengangkat derajat orangyang telah siap untuk diangkat derajatnya.
Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendengar seruan iman dari Rasul-Mu Muhammad: ‘Berimanlah kalian kepada Tuhan kalian, maka kamipun beriman. ‘
Dan yang mendengarkan panggilan tersebut bukan hanya para sahabat, melainkan kita juga mendengarnya.
Ya Allah, sampaikanlah kami kepada hakekat keimanan.
Inilah janji Allah swt dan ketah uilah bahwa Allah swt tidak akan pernah mengingkari janjinya.
Ya Allah, perbaikilah negeri-negeri kaum muslimin, singkirkan bencana dari kaum muslimin, jauhkan kami dari
marah dan adzab-Mu. Jadikanlah kami golongan orang-orang yang mendapatkan hidayah-Mu.
Berilah kami dari pemberian -Mu yang agung, yang luas, dengan berkat Rahmat-Mu wahai Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi. Wahai dzat yang menyatukan tulang-tulang yang hancur, perbaikilah kehancuran diantara kami.
Wahai sebaik-baiknya penolong, tolonglah kami. Karena sesungguhnya Engkau adalah Tuhan kami dan hanya Engkaulah sebaik-baik penolong.
Hanya kepada-Mu karni mengharap pertolongan, maka tolonglah kami dan jadikanlah kami golongan orang–0rang yang membela agama-Mu, sehingga Engkau yang menjadi pembela kami.
Ya Allah, jadikanlah kami golongan orang-orang yang senantiasa mengagungkan-Mu, sehingga Engkau mengagungkan kami.
Sumber : Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz