Segala puji bagi Allah swt yang telah mengumpulkan kita semua dalam kebaikan untuk mengingat serta berfikir mengenai perkara dunia dan akhirat, serta kebahagiaan di dalam 2 (dua) kehidupan, yang fana dan yang kekal.
lni merupakan Agama Allah swt yang mulia, yang telah disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Bukalah hati kalian dan hadirkan hati kalian dalam majelis ini! Sesungguhnya kalian sekarang di dalam perkara yang paling penting di atas bumi (yaitu majelis ilmu).
Semua ajaran Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah ditinggalkan kepada kita, semuanya telah disampaikan dan diwariskan oleh Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Barangsiapa yang menyimpang serta keluar darinya, maka akan terjerumus di dunia dan akan mendapat adzab di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah swt didalam al-Qur’an:
فَلۡيَحۡذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ يُصِيبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ ٦٣
Artinya: ‘Mereka yang menyalahi perintah Rasulullah akan ditimpa cobaan dan akan mendapatkan adzab yang pedih .’(Qs. an Nur ayat:63).
Wahai para laki-laki dan para wanita yang beriman, apabila Allah swt dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak ada lagi bagi mereka pilihan yang lain. Sebagaimana firman-Nya didalam al-Qur’an:
وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا ٣٦
Artinya: ‘Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.‘(Qs. al-Ahzab ayat: 36).
Tuntutan pertama yang harus kitaikutiadalah konsekwensi dari syahadat Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah yang telah kita ucapkan dan telah kita ikrarkan dalam lubuk hati kita. Setelah kita mengucapkan dua kalimat syahadat, maka makna syahadat tersebut harus kita resapi dan kita tindak lanjuti di dalam seluruh aspekkehidupan kita.
Kita tidak punya pilihan lain,jika telah datangperintah Allah swt dan Rasul-Nya, maka kita harus menjalaninya. Janganlah kita menghukumi berdasarkan akal dan adat manusia, baik itu merupakan urusan yang besar maupun kecil. Jika telah datang keputusan serta ketetapan dari Allah swt dan Rasul-Nya, maka katakanlah sami’na wa atha’na, saya dengar dan saya taati.Itulah inti dari ketentuan iman.
Tapi yang terjadi saat ini justru terbalik. Dengan terang terangan kita menentang perintah Allah swt dan Rasul-Nya. Apa yang Allah swt dan Rasul-Nya telah tetapkan, tidak kita jalankan. Syari’at Allah swt kita tinggalkan begitu saja.Kenapa semua itu bisa terjadi? Apakah penyebab syari’at Allah swt tidak dijalankan? Mengapa banyak hukum serta perintah Allah swt dan Rasul-Nya ditinggalkan begitu saja oleh sebagian besar orang, bahkan mereka yang berada dirumah-rumah kita?
Menurut al-Imam al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad ra, penyebab kita meninggalkan syari’at Allah swt dan sunnah Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam,adalah karena 2 (dua)perkara:
Pertama adalah keragu-raguan kita terhadap syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah swt melalui Baginda Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Kedua adalah kelalaian yang bercampur dengan kebodohan, serta kita telah termakan oleh isu-isu yang batil dan sesat.
Apakah penyebabnya keragu-raguan dan ketidak yakinan kita terhadap syari’at ini?
Semua itu terjadi karena lemahnya keimanan yangdisertai kebodohan dalam cara pandang kita terhadap agama ini.
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari semua itu.
Kami meminta kepada Allah swt agar diberikan kekuatkan iman dan keyakinan tentang syari’at Allah swt dan Rasul-Nya.
Kami memohon agar dikeluarkan dari kekangan, kekurangan, kesempitan zaman, penyusupan, penipuan serta kebodohan yang telah menimpa akal-akal manusia sehingga mereka berpaling dari Allah swt dan Rasul-Nya.
Kami memohon kepada Allah swt dari itu semua.
Tiada yang bisa menolong kita kecuali Allah swt, tiada yang bisa mengeluarkan kita darisemua bencana dunia dan akhirat kecuali Allah swt. Oleh karenanya berdo’a dan memohonlah kepada Allah swt, sebagaimana pesan Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam kepada salah seorang sahabatnya yang bernama Muadz bin Jabal ra.
Sahabat Muadz ra meriwayatkan: ‘Rasulullah memegang tanganku sambil bersabda.: ‘Wahai Muadz, sungguh aku cinta kepadamu dan berpesan kepadamu, janganlah engkau tinggalkan pada setiap selesai shalat untuk membaca do’a.: ‘Allahumma a’innii ‘alaadzikrika wasyukrika wahusni ‘ibaadatik.‘
Sumber : Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafid