Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata: ‘Barangsiapa yang keinginannya hanya terletak pada apa yang masuk perutnya, maka nilainya seperti yang keluar darinya.”
Berusahalah agar engkau tidak memasukkan ke dalam perutmu, kecuali yang halal. Karena sesungguhnya siapa saja yang mengkonsumsi makanan halal selama empat puluh hari, maka hatinya akan bersinar dan muncul darinya pancaran hikmah melalui lisannya.
Sesungguhnya Allah SWT akan memuliakannya dengan sifat zuhud terhadap dunia, hatinya akan bersih dan hubungannya dengan Tuhannya semakin baik. Sedangkan yang mengkonsumsi makanan haram dan syubhat, maka keadaannya akan menjadi kebalikannya dari itu semua.
Hindarilah menyediakan makanan terlalu berlebihan dan terlalu kenyang. Karena hal ini termasuk perkara halal yang menjadi asal mula segala keburukan. Diantara dampak negatifnya adalah hati menjadi keras, kecerdasan berkurang, pikiran menjadi kacau, malas beribadah dan masih banyak dampak negatif lainnya.
Cara yang ekonomis dalam mengkonsumsi makanan adalah berhenti makan tatkala engkau sangat berselera dan tidak makan kecuali jika benar-benar ingin. Dan tanda keinginan yang benar adalah engkau menyukai setiap makanan.
Jika minum air, maka hisaplah dan jangan minum sekali teguk saja. Minumlah dalam tiga kali nafas, akan tetapi hindari bernafas dalam gelas dan jangan minum dari bagian yang retak. Janganlah minum dalam keadaan berdiri atau dari mulut botol. Jika memang engkau tidak menemukan gelas, maka minumlah dari tanganmu dan bacalah setelahnya:
الحمد لله الذي جعله عذبا فراتا برحمته ولم يجعله ملحا أجاجا بذنوبنا
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikannya tawar dan segar dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikannya asin karena dosa-dosa kita.”
Jika engkau hendak menggauli isterimu, maka bacalah:
بسم الله اللهم جنبنا الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتنا
Artinya: “Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah dari setan apa yang akan Engkau berikan kami.”
Tutuplah dirimu dan isterimu dengan kainmu dan hendaknya engkau melakukannya dengan tenang. Jika engkau merasa telah keluar mani, maka bacalah firman Allah SWT dalam hati tanpa menggerakkan lisan:
وهو الذي خلق من الماء بشرا فجعله نسبا وصهرا
Artinya: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan.” (Qs. al-Furqaan ayat: 54).
Pilihan yang terbaik bagi seorang yang ahli ibadah antara menikah atau tidaknya adalah dipilih diantara keduanya yang paling baik untuk agamanya, untuk hatinya dan yang lebih menyatukan pikirannya. Dan dihukumi sangat makruh bagi orang yang tidak beristeri memikirkan tentang wanita dengan pemikiran yang akan mendorong dirinya condong kepada mereka.
Barangsiapa yang tertimpa hal semacam ini sedangkan ia tidak mampu menghentikannya dengan menyibukkan diri melalui berbagai macam ibadah, maka hendaknya ia menikah dan kalau masih tidak mampu, maka hendaknya ia berusaha karena puasa dapat mematahkan syahwat.
Jika engkau hendak masuk kamar mandi untuk kencing atau buang air besar, maka pakailah sandal, tutuplah kepalamu, masuklah dengan kaki kiri dan keluarlah dengan kaki kanan, lalu saat akan masuk bacalah:
بسم الله اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث
Artinya: “Dengan nama Allah. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan lelaki dan wanita.”
Sedangkan ketika keluar bacalah:
غفرانك الحمد لله الذي أذهب عني الأذى وعافاني
Artinya: “Aku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran dariku dan memberiku kesehatan.”
Dalam keadaan itu, janganlah engkau berdzikir kepada Allah SWT kecuali dalam hati. Janganlah membawa ke dalamnya apapun yang mengandung tulisan nama Allah SWT sebagai penghargaan kepada-Nya. Janganlah bermain-main dan berbicara kecuali kalau darurat.
Janganlah mengangkat baju kecuali sekedar untuk menghindarkannya dari najis. Tutuplah dirimu di tempat yang tidak dilihat oleh orang. Menjauhlah hingga di tempat yang tidak didengar suaramu dan tidak tercium baumu. Janganlah menghadap atau membelakangi kiblat saat kencing atau buang air besar. Terkadang disebagian tempat hal ini sulit dihindari, maka boleh dilakukan karena kesulitannya.
Janganlah kencing di air yang tenang, meskipun airnya banyak kecuali memang diperlukan. Jangan pula di atas permukaan tanah yang keras atau menghadap hembusan angin. Karena hal ini semua demi menjaga dari cipratan kencing yang mana kebanyakan penduduk kubur disiksa karena teledor akan hal ini.
Hendaknya engkau berusaha untuk mengeluarkan sisanya sebisamu tanpa harus sampai was-was. Hal ini bisa dilakukan dengan berdehem, menggerakkan kemaluan, dan menggerakkan tangan dari bagian bawahnya dengan pelan.
Beristinjaklah dengan batu kemudian dengan air. Jikalau memang ingin memakai salah satunya, maka lebih baik air saja. Kalau mengunakan air, maka dahulukanlah membersihkan kemaluan. Tetapi kalau memakai batu, maka akhirkanlah kemaluan, setelah itu bacalah:
اللهم حصن فرجي من الفواحش وطهر قلبي من النفاق
Artinya: “Ya Allah, lindungilah kemaluanku dari perbuatan keji dan sucikanlah hatiku dari sifat kemunafikan.”
Mulailah segala sesuatu dengan tangan kanan kecuali saat membersihkan najis, menghilangkan kotoran dan memasuki tempat-tempat yang menjijikkan. Dan hendaknya semuanya dimulai dengan bagian kiri.
Jika engkau bersin, maka rendahkanlah suaramu dan tutuplah mulutmu lalu bacalah: .
الحمد لله رب العالمين
Artinya: “Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta.”
Janganlah meludah kecuali dari sebelah kiri atau di bawah kaki kirimu. Tutuplah mulut-mulut bejana, tutuplah pintu rumah terutama saat hendak tidur dan hendak keluar rumah. Janganlah engkau tidur, kecuali seluruh api dalam rumah, baik itu lampu atau lainnya telah engkau padamkan atau engkau tutup.
Jika ada wadah yang terbuka atau tempat minum yang terbuka, maka janganlah minum air yang ada di dalamnya dan janganlah engkau pergunakan kecuali sebagaimana yang dilakukan pada air yang najis. Karena memang sesungguhnya air itu suci, tetapi berbahaya pemakaiannya.
al-‘Allamah asy-Syeikh Ibnu Arabi ra menyebutkan dalam Kitab al-Futuhat, bahwa dalam setahun ada suatu malam yang tidak diketahui turun di dalamnya berbagai macam penyakit, maka tidaklah menemukan wadah terbuka atau tempat air yang lepas ikatannya melainkan ia memasukinya.
Oleh karena itulah. Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam memerintahkan agar kita mengikat erat tempat minum dan menutup wadah. Jikalau tidak ada yang digunakan untuk menutupinya, maka letakkanlah sebatang kayu lalu bacalah basmallah kemudian pasrahlah kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah SWT mencintai orang-orang yang pasrah.
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad