Ciptakanlah rasa rindumu kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya: “Rasulullah adalah karunia yang paling nyata.'”
Dengan perasaan rindu, maka akan membuat amal seseorang menjadi mulia. Jika seseorang mempunyai ikatan batin (ta’alluq) dengan hal-hal yang mulia, niscaya semua amalnya akan ikut menjadi mulia. Namun sebaliknya, jikalau seseorang memiliki ikatan batin dengan hal-hal yang rendah, maka seluruh amal bahkan kehidupan nya akan menjadi rendah dan batil.
Lihatlah perasaan kerinduan salah seorang Sahabat Nabi Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, yaitu Sayyidina Abubakar ash-Shiddiq kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Ketika itu Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mendatangi rumah Sayyidina Abubakar di waktu yang tidak seperti biasanya,kemudian Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyampaikan berita rahasia tentang perintah Allah swt agar beliau Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berhijrah. Tanpa berpikir panjang, Sayyidina Abu bakar ash-Shiddiq bertanya: ‘”pakah aku dapat menemanimu, wahai Rasulullah?Aku mohon, izinkanlah aku untuk menemanimu wahai junjunganku.”
Mendengar permintaan Sayyidina Abubakar yang muncul dari hati yang tulus, Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pun mengiyakan. Kemudian Sayyidina Abubakar menitikkan air mata bahagia karena kerinduannya yang begitu besar kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan ia sadar bahwa dirinya tak akan mampu berpisah dengan Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Sehingga Sayyidah ‘Aisyah ra yang ketika itu masih sangat belia usianya berkata: “Baru kali ini aku melihat ada orang yang menangis karena bahagia.”
Kesungguhan Sayyidina Abubakar untuk berjuang bersama Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, untuk menemani Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam benar-benar muncul dari hati yang tulus. Semua itu keluar dari hati yang memancarkan kecintaan serta keimanan kepada Allah swt dan RasulNya, maka oleh Allah swt pun hal itu diganjar dengan menemani Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam selama tiga hari tiga malam berada didalam GuaTsur.
Lihatlah pula kerinduan Sayyidina Bilal bin Rabbah ra (mu’adzin Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam) pada saat-saat akhir ketika ajal akan menjemputnya. Ketika dengan kesedihan yang begitu mendalam, isterinya menangis tatkala mengetahui akan tiba detik-detik saat perpisahan selama-lamanya dengan suaminya tercinta.
Disaat kegentingan itu,apa yang diucapkan oleh Sayyidina Bilal??
Apakah yang ia ucapkan ??
Apakah yang terucap dari lisan yang hatinya penuh kecintaan terhadap kekasihnya ini ??
Ia mengatakan: “Duhai alangkah bahagianya, besok aku akan bertemu dengan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya.”
Begitu pula disebutkan dalam sebuah riwayat, ketika seorang sahabat yang baru berusia 10 (sepuluh) tahun meminta kepada ayahnya agar diizinkan untuk berperang dijalan Allah swt. Setelah sang ayah mengizinkan, lalu anak itu berkata kepada sang ayah:
“Wahai ayahku, sekarang tolong gambarkan paras wajah Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan sifatkanlah kepadaku tentang sifat-sifat beliau Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, sehingga aku dapat menghayalkan dirinya Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, hal ini agar menambah semangatku saat berjuang nanti dan aku ingin menjadi syahid.”
Hal ini muncul tiada lain karena hati-hati yang didasari kerinduan mendalam dari sahabat kecil yang belum pernah bertemu dengan sosok Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ini.
Wahai saudaraku, bandingkanlah dengan apa yang diperbuat anak-anak kita sekarang !!!
Mereka di usia 12 tahun keatas hanya rindu kepada pemain bola atau para bintang film, yang mungkin dalam seumur hidupnya belum pernah bersujud kepada Allah swt.
Karena itu didiklah anak-anak kalian untuk selalu rindu kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Ajarilah mereka agar Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjadi idola dan teladannya.
al-Imam al-Habib Abdullah bin Abu bakar al-Aydrus mengatakan di dalam syairnya: ‘Dengan perasaan rindu, seseorang akan semakin tinggi dan menjadi mulia amalnya.’
Mudah-mudahan nasehat yang sangat singkat ini mampu mengarahkan dan menjadikan kita semakin rindu kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam serta menjadikan beliau Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sebagai idola kita dan teladan semua keluarga kita.
Semoga Allah swt memberikan kesehatan serta kekuatan kepada para ulama kita, para habaib kita, agar mereka dapat selalu membimbing kita menuju jalan Allah swt dan Rasul-Nya. Wallahu a’lam…
Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz