Umat manusia kelak di Akhirat terbagi menjadi beberapa kelompok. Perbedaan tingkat dan derajat mereka dalam kebahagiaan dan penderitaan tidak terbatas jumlahnya sebagaimana perbedaan mereka dalam kebahagiaan dan penderitaan di dunia. Sebab, yang Maha Mengatur alam mulki dan malakut adalah satu Tuhan yang sama, yaitu Allah yang tiada sekutu bagiNya. Allah Ta’ala mewahyukan:
انظر كيف فضلنا بعضهم على بعض وللأخرة أكبر درجات وأكبر تفضيل (21
Perhatikanlah bagaimana kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain), dan pasti kehidupan akhirat lebih Tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya. (Al-Isra, 17:21)
Di Akhirat kelak seluruh umat manusia terbagi ke dalam empat kelompok:
- Orang-orang yang celaka
- Orang-orang yang disiksa
- Orang-orang yang selamat
- Orang-orang yang beruntung.
Kami akan memberikan sebuah perumpamaan yang menjelaskan bagaimana bentuk pembagian tingkat dan derajat manusia di Akhirat. Di dunia ini, apabila seorang raja berkuasa di suatu wilayah, maka di antara rakyatnya ada yang dibunuh, ada yang sekedar disiksa, ada yang dibebaskan begitu saja dan ada pula yang diberi berbagai macam hadiah dan kedudukan yang baik di sisinya. Orang-orang yang dibunuh adalah perumpamaan bagi mereka yang celaka. Orang-orang yang disiksa adalah perumpamaan bagi mereka yang disiksa. Orang-orang yang dibebaskan begitu saja adalah perumpamaan bagi mereka yang selamat. Sedangkan orang-orang yang dianugerahi tanda jasa dan berbagai macam hadiah adalah perumpamaan bagi mereka yang beruntung.
Jika sang raja bijaksana, tentu ia tidak akan memperlakukan mereka seperti tersebut di atas begitu saja tanpa alasan. Ia tidak akan melakukan pembunuhan kecuali kepada mereka yang membangkang dan memberontak kepadanya. Barang siapa berbuat demikian, maka raja akan membunuhnya. Begitu pula orang-orang yang binasa di Akhirat adalah orang-orang kafir yang menentang dan membangkang kepada Allah yang Maha Raja. Mereka akan tinggal kekal di neraka. Merekalah orang-orang yang binasa, orang-orang yang celaka.
Kemudian sang raja juga tidak akan menyiksa, kecuali mereka yang lalai dalam menjalankan tugasnya, meskipun mereka tetap mengakui dan memuliakan kedudukannya sebagai raja. Mereka tidak mentaati peraturan yang berlaku, maka raja pun menyiksa mereka sesuai tingkat kesalahannya. Hukuman yang mereka terima tidak sama karena kesalahan mereka juga berbeda-beda. Jika demikian di dunia, lalu bagaimana di Akhirat, ketika semua manusia berhadapan dengan Allah yang Maha Raja?
Selanjutnya, raja juga tidak akan memberikan kebebasan kecuali kepada orang yang mengakui kedudukannya sebagai raja dan tidak pula lalai dalam menjalankan tugasnya. Orang ini selamat dari siksa, akan tetapi dia tidak mendapat anugerah dan hadiah dari sang raja.
Raja juga tidak akan memberikan penghargaan kecuali kepada orang yang setia sepanjang hidupnya melayani dan membelanya. Dan penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang beruntung tersebut juga berbeda-beda sesuai tingkat pengabdiannya kepada sang raja.
Kemudian, tindakan memusnahkan orang-orang yang celaka mungkin dilakukan dengan memancung leher mereka atau menyiksanya sesuai dengan tingkat pembangkangannya. Raja memikiki cara sendiri untuk melangsungkan hukuman mati tersebut. Demikian pula dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang pantas menerimanya, ringan, berat, lama dan jenis hukuman itu sesuai dengan tingkat kelalaian mereka. Jadi ada orang yang celaka, ada yang harus mengalami siksaan selama beberapa waktu, ada yang selamat dan menempati rumah kedamaian dan adapula yang beruntung. Kemudian orang-orang yang beruntung terbagi pula dalam beberapa kelompok yang masingmasing akan menempati Surga ‘adn, Surga Ma’wa atau Surga Firdaus. Demikian pula halnya orang-orang yang disiksa, di antara mereka ada yang menjalani siksaan sebentar, ada yang menjalani siksaan selama seribu tahun dan ada pula yang selama, tujuh ribu tahun, dan itulah kelompok terakhir yang akan keluar dari neraka sebagaimana terdapat keterangannya di dalam Hadis. Demikian pula orang-orang yang celaka (binasa), orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah, berbeda-beda pula tingkatan mereka, sesuai dengan perbedaan ketaatan dan kemaksiatan masing-masing.
Sumber: Obat Hati 1 Saduran Ceramah Al Habi Umar bin Hafidz