Para salafunasshalihin bukannya bangga dengan keberhasilan anak-anaknya dalam urusan duniawi. Namun mereka justru bangga, senang dan bersyukur kepada Allah swt, jika melihat anak cucu keturunannya istiqamah dalam meneladani Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, berakhlak sebagairnana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, tidak meninggalkan shalat secara berjama’ah, menghidupkan waktu antara Maghrib dan Isya’ dengan berbagai bentuk amalan ibadah kepada Allah swt dan Rasul-Nya, yang diisi dengan membaca al-Qur’an, berdzikir kepada Allah swt serta bershalawat kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Bukan berarti kita tidak boleh kita mengejar dan mencari dunia. Carilah dunia sebanyak mungkin, namun janganlah urusan duniamu mengalahkan urusan akhiratmu. Contohlah akhlak mereka para salafunasshalihin. Diantaranya seperti al-Habib Husein bin asySyeikh Abibakar bin Salim. Kekayaannya yang dilimpahkan oleh Allah swt kepadanya mungkin belum ada tandingannya untuk orang-orang zaman sekarang.
Beliau hampir tiap harinya bersedekah makanan pokok untuk seribu fakir miskin. Ia diberi anugerah oleh Allah swt dengan harta kekayaan yang berlimpah. Suatu ketika, beliau didatangi oleh seorang ulama yang mengatakan kepadanya: ‘Wahai habib, bagaimana mungkin engkau termasuk kekasih Allah seperti yang banyak dibicarakan oleh orang, sedangkan lihatlah dirimu ? Engkau dikelilingi oleh kekayaan dunia yang begitu banyak dan melimpah !!’
Dengan tersenyum, al-Habib Husein bin asy-Syeikh Abibakar bin Salim menjawabnya: ‘Wahai saudaraku, ketahuilah !!! Bahwasanya jikalau seluruh kekayaan yang aku rniliki ini hilang seketika dalam sekejap, maka tidak sedikitpun hatiku ini berubah kepada Allah.”
Disinilah letaknya keberkahan dari Allah swt. Tidak ada keberkahan harta tanpa dilandasi dengan agama. Tidak akan berkah harta tanpa dilandasi keyakinan yang kuat kepada Allah swt. Ketahuilah, bahwa harta yang terbaik adalah harta yang dimiliki oleh orang-orang yang shaleh, yang hatinya tetap selalu terpaut mengagungkan kebesaran anugerah Allah swt.
Mereka tidak terlena dengan kesedihan terhadap harta dunia yang kelak akan ditinggalkannya. Justru hal itu mereka jadikan wasilah (perantara) untuk menuju keridhaan Allah swt dan Rasul-Nya.
Bersyukurlah kalian kepada segala pemberian Allah swt, baik yang besar maupun yang kecil. Contoh kecil yang telah diajarkan Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, diantaranya adalah dengan tidak menyisakan nasi dalam piring hidangan kita adalah merupakan salah satu bentuk perwujudan rasa syukur kita kepada Allah swt.
Mengambil sebutir nasi yang jatuh dari piring kita untuk dimakan adalah juga suatu bentuk perwujudan syukur kita kepada Allah swt. Dan kita harus tetap bersyukur walaupun hanya dapat makan dengan nasi putih saja, karena itu merupakan nikmat serta rezeki yang telah Allah swt berikan dan tetapkan kepada kita.
Karena Allah swt telah berfirman didalam al-Qur’an: “Barangsiapa bersyukur atas nikmat-Ku, maka Aku akan tambahkan nikmat kepadanya.”
Ketahuilah, bahwa kata Aku disini adalah Allah swt. Jadi Allah swt sendiri yang akan menambahakan dan memberi tanmbahan nikmat-Nya atas orang yang mau bersyukur tersebut. Sungguh benar-benar agung dan suci anugerah serta pemberian-Nya.
Dikatakan bahwa barangsiapa yang taat dan tunduk kepada Allah swt, maka Allah swt akan memerintahkan dunia untuk tunduk dan mendatanginya serta melayani hamba-Nya itu. Seperti halnya al-Habib Husein bin asy-Syeikh Abibakar bin Salim tersebut, serta masih banyak lagi hal-hal luar biasa yang telah dicontohkan oleh para salafunasshalihin dari kalangan Ahlul Bait Rasulullah, yang akhlak dan perilaku Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ada dalam diri mereka.
Semoga Allah swt mengampuni dosa-dosa kita, mengampuni dosa orang tua kita, dosa anak-anak kita, serta dosa saudarasaudara kita.
Semoga Allah swt menganugerahkan kita segala nikmat Nya dan senantiasa menanamkan dalam hati-hati kita rasa syukur atas segala nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita.
Semoga Allah swt menyelamatkan kita dari adzab-Nya di dunia dan di akhirat kelak.
Semoga Allah mengumpulkan kita kelak bersama para kekasih-kekasih-Nya, para nabi, auliya’ dan shalihin serta menggolongkan dan mengumpulkan kita di dalam barisan Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, para sahabat sert Ahlul Baitnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamin. Wallahua’lam…
Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz