Para auliya’ memiliki kedekatan hubungan dengan Allah Sang Maha Pencipta. Oleh karena itu kenalilah mereka, masuklah ke dalam barisannya. Mereka adalah para kekasih-kekasih Allah swt, mereka mencintai dan dicintai oleh Allah swt serta Rasul-Nya. Allah swt ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha atas ketentuan Allah swt terhadap mereka.
Penuhilah hati kita dengan kecintaan terhadap mereka para kekasih Allah swt tersebut. Ikutilah jalan mereka, duduklah bersama mereka, karena mereka para shalihin memiliki ikatan batin dengan Allah swt dan Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Tumbuhkanlah keimanan, keyakinan dan kecintaan dalam sanubari kita seperti halnya mereka para auliya’ dan shalihin.
Yang mana mereka-mereka itu dapat merasakan kelezatan dalam bermunajat kepada Allah swt, dapat merasakan kelezatan iman dan islam. Mereka sedikitpun tidak menginginkan kehormatan dan kedudukan di muka bumi, namun mereka mengharapkan kehormatan yang abadi diakhirat kelak.
Seperti halnya diperlihatkan oleh cucu Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, al-Imam Ali Zainal Abidin ibn Sayyidina Husein yang setiap malamnya shalat sunnah sebanyak 1000 (seribu) rakaat dengan niat hanya untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah swt berikan kepadanya.
Begitu juga al-Imam Sayidina Ali Khali’ Qasam, yang dalam setiap shalatnya, ketika salam selalu dijawab oleh Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dengan jawaban: ‘Waalaikum Salam ya Syeikh.’ Yang mana jawaban tersebut dapat didengar dengan jelas oleh para makmumnya.
Begitu juga al-Imam al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi yang setiap harinya disibukan untuk berdzikir mengingat Allah swt, dengan ucapan Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah sebanyak 124 ribu kali setiap harinya.
Bahkan al-Imam asy-Syeikh Abibakar bin Salim selama 40 tahun sampai wafatnya selalu duduk dalam keadaaan tasyahud akhir karena selalu merasakan terus menerus kelezatan berhadapan dengan Sang Pencipta ‘azza wa jalla.’ Serta masih banyak lagi kisah-kisah lainnya.
Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz