Setiap orang yang berjalan menuju Allah, harus senantiasa dalam keadaan bertobat, demi mengagungkan Allah. Perjalananmu menuju Allah tidaklah sah selama engkau belum bertobat kepada-Nya. Setiap langkah yang engkau ayunkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, maka langkah tersebut merupakan salah satu perwujudan tobat.
Dengan demikian jelas sudah bahwa tobat berlaku bagi seluruh manusia dan orang yang berakal di alam semesta ini. Imam
Al-Ghazali rahimahullah menyatakan bahwa tobat berlaku bagi seluruh manusia setiap saat dalam segala keadaan mereka yang berbeda. Sebagaimana telah dijelaskan oleh syariat dan cahaya hati. Allah Ta’ala mewahyukan:
وتوبوا الى الله جميعا ايه المؤمنون لعلكم تفلحون (31
Dan bertobatlah kalian semua kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung. (An-NOr, 24:31)
Sebab, arti tobat adalah kembali dari jalan yang menjauhkan dari Allah dan mendekatkan kepada setan, menuju ke jalan yang mendekatkannya dengan Allah. Dan hal ini tidak mungkin dapat dilakukan kecuali oleh orang yang berakal. Sedangkan insting akal baru akan mencapai kesempurnaannya setelah syahwat dan amarah sempurna. Awal perkembangan akal dimulai dari usia tujuh tahun. Perkembangan akal ini semakin pesat ketika mendekati usia baligh dan akan semakin sempurna saat memasuki usia empat puluh tahunan. Jika di masa kanak-kanak dan masa muda ternyata berbagai jenis syahwat dan ketergantungan kepada makhluk telah mengalami kematangan, sebelum terjadinya kematangan akal, berarti prajurit setan telah lebih dahulu menempati posisinya dan menguasai medan. Kemudian setelah itu secara berangsur-angsur, akal yang menjadi tulang punggung pasukan dan prajurit Allah, serta pembela para kekasih-Nya dari ancaman musuh-musuh, sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan kematangannya. Bila akal tidak sampai menguat, dan tidak dapat mencapai tingkat kesempurnaannya, niscaya ia akan menyerahkan Kerajaan hati kepada setan. Lalu, secara pasti, musuh terkutuk ini pun akan menepati janjinya yang telah diikrarkannya saat dia mengucapkan:
لأحتنكن ذريته الا قليلا(62
Niscaya benar-benar akan Aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil”. (Al-Isra, 17:62)
Akan tetapi, bila akal ini berhasil mencapai tingkat kematangan yang sempurna, dan menjadi kuat, maka tugas pertama yang akan dilaksanakannya adalah menundukkan prajurit setan dengan cara melawan keinginan nafsu syahwat, menjauhi kebiasaan buruk dan mengembalikan tabiat secara paksa kepada ibadah. Dan inilah arti tobat yang sebenarnya, yaitu tindakan kembali dari suatu jalan yang pemandunya adalah syahwat dan pengawalnya adalah setan, kepada jalan Allah Ta’ala. Tidak ada seorang manusia pun melainkan syahwatnya telah lebih dahulu matang daripada akalnya. Baru setelah itu akalnya datang menyelamatkannya.
Sumber: Obat Hati 1 Saduran Ceramah Alhabib Umar bin Hafidz