Karena itulah kita melihat hubungan Nabi Ya’qub dengan Nabi Yusuf sangatlah kuat. Sebab, bagi ayahnya, Nabi Yusuf merupakan sarana tajalli Allah. Sehingga, ketika mereka terpisahkan. Nabi Ya’qub merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Dan ketika pakaian yang memiliki hubungan kuat dengan tubuh Nabi Yusuf ‘alaihissalam tiba di hadapannya, Nabi Ya’qub yang tuna netra (karena kesedihan yang mendalam) tiba-tiba mampu melihat kembali.
Pembahasan ini terjadi karena kita membicarakan orang-orang yang bertobat dan rahasia cinta Allah dalam tobat. Siapa di antara kalian yang menyambut malam-malam Ramadhan11 dengan benar-benar mewujudkan tobat, maka ia akan lebih cepat memperoleh cinta Allah dan berbagai rahasia kedekatan dengan-Nya.
Seseorang yang menghadiri shalat malam dan mendengarkan pembacaan Al-Quran dengan hati yang mengagungkan Allah, setiap malam kedudukannya meningkat, sehingga dia merasa bahwa shalatnya di malam sebelumnya buruk. Ia pun menyesal dan bertobat kepada Allah atas shalatnya di malam sebelumnya itu. Dari sini kamu dapat mengetahui bahwa tobatnya kaum sholihin adalah dari berbagai ketaatan yang mereka lakukan, bukan dari berbagai dosa (karena mereka tidak melakukan perbuatan dosa). Karena itulah dikatakan bahwa kebaikan-kebaikan kaum Abrar merupakan keburukan bagi kaum Muqarrabin. Shalat orang-orang yang lalai seperti kita ini, merupakan sebuah keburukan bagi Muqarrabin. Andaikata salah seorang dari mereka disuruh memilih antara menunaikan shalat dengan cara seperti shalat kita atau dibakar hidup-hidup, tentu
mereka akan lebih suka dibakar daripada shalat dengan shalat kita. Mereka tidak akan pernah mau shalat seperti kita yang lalai ini, mereka bertobat dari shalat seperti ini. Allah Ta’ala mewahyukan:
هم درجت عند الله والله بصير بما يعملون
(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan. (Ali Imran, 3:163)
Imamul Haddad menceritakan bahwa di hari Arafah, Imam Hasan Al-Bashri menunaikan shalat di padang arafah di bawah sengatan matahari yang sangat panas. Karena begitu panasnya sengatan matahari di siang itu, sampai-sampai baju beliau basah kuyup dengan peluh keringat, hingga menetes ke bumi. Selepas shalat seseorang berkata kepada beliau, “Apakah engkau tidak ingin pindah di bawah naungan (pohon)?” Maka beliau menjawab, “Apakah aku saat ini berada di bawah terik matahari?” beliau tidak merasakan panasnya matahari padahal tubuh beliau berpeluh keringat. Beliau berkata, “Aku mengingat salah satu dosaku sehingga panasnya matahari tidak terasa bagiku.” Imamul Haddad mengatakan bahwa dosa yang dimaksud oleh Imam Hasan Al-Bashri adalah bisikan hati yang andaikata bisikan itu terbetik di hati orang lain, maka orang itu akan mencatat bisikan itu sebagai sebuah ketaatan. Hal semacam inilah yang dianggap sebagai dosa dan keburukan oleh Imam Hasan Al-Bashri dan kaum Muqarrabin. Semoga Allah meridhai mereka semua. Dari sini kita dapat mengetahui salah satu contoh tobatnya kaum sholihin, yaitu tobat dari sebuah ketaatan. Mereka bertobat dari perbuatan haram, amalan wajib, sunah, mubah dan makruh. Bertobat dari yang haram memang sebuah keharusan, akan tetapi bagaimana mereka dapat bertobat dari amalan amalan wajib, sunah, mubah dan makruh? Mereka bertobat kepada Allah dari segala sesuatu, sebab hakikat pelarian mereka hanyalah kepada Allah yang Maha Esa. Ada seorang ulama yang jika ia merasa dirinya memperoleh kekhusyukan di dalam shalat, maka ia menganggap shalatnya tersebut sebagai shalat yang tidak baik. la pun segera mengulangi shalatnya. Ia berkata, “Aku adalah seorang hamba, dan aku mengetahui segala kelemahan dan kekuranganku, karena itu aku memohon ampun kepada-Mu duhai Allah.” Sikap ini menjadikan shalatnya lebih diterima oleh Allah. Dalam pandangannya, jika ia merasa telah mampu khusyuk, maka pada saat itu ia telah berbuat dosa. Sebab, ia menyandarkan amal tersebut kepada dirinya (merasa mampu untuk khusyuk). Ini merupakan sebuah pemikiran yang sangat mendalam.
Setiap kali terbuka pintu makrifat kepadamu, maka engkau akan mencintai tobat, akan mendalami tobat, dan benar-benar mewujudkan tobatmu. Duhai Allah yang mencintai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang mensucikan diri, bukakanlah seluas-luasnya untuk kami semua pintu tobat kepada-Mu dan jadikan kami sebagai orang yang dapat benar-benar merasakan dan memahami makna tobat.
Jika pintu tobat terbuka, maka ia akan meluruskan segala kesalahan yang pernah engkau perbuat dan membimbing jalanmu menuju-Nya. Tobat juga akan membuatmu mampu menyusul segala ketertinggalanmu, dan menghapuskan jejak kesalahanmu serta akan membuatmu menyadari nilai segala sesuatu yang selama ini kau abaikan. Andai kata engkau memenuhi bumi ini dengan amalmu, dengan shalat, sujud, sedekah dan semua ibadahmu, engkau tidak akan memperoleh kesadaran tersebut. Sebab, tobat merupakan salah satu limpahan karunia Allah yang Maha Pemurah.
Sumber: Obat Hati 1 Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
_________________________________________
11 Ceramah ini disampaikan di bulan Ramadhan.