Ketika tajalli Allah ini terjadi di waktu yang mulia, maka nilai tajalli itu pun menjadi semakin besar dan tempat tajalli-nya menjadi semakin mulia. Jika tajalli terjadi di waktu dan tempat yang mulia, maka sempurnalah tajalli tersebut dan di sana engkau akan mendapati rahmat Allah. Karena itulah kaum arifin rindu dan senang untuk bertemu dengan sesama mereka. Pertemuan semacam ini sangat penting, sehingga Allah pun mewahyukan kepada Rasulullah saw:
واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم با لغدوة والعشي يريدون وجهه ولا تعد عيناك عنهم تريد زينة الحيوة الدنيا ولا تطع من اغفلنا قلبه عن ذكرنا واتبع هواه وكان امره فرطا 28
“Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu’ mengikuti orang yang hatinya Telah kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi, 18:28)
Ayat di atas merupakan puncak pengajaran Allah Ta’ala kepada kita; bagaimana kita berlari menuju-Nya dan di mana kita dapat menemukan-Nya. Di samping itu ia juga menunjukkan kemuliaan orang-orang yang perkumpulan mereka mampu mendatangkan Rasulullah saw, yaitu halaqah dzikir dan doa. Mereka mengamalkan yang wajib, sunah dan juga berjihad, hanya saja mereka memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh sahabat lainnya. Mereka melakukan sesuatu yang membedakan mereka dengan para sahabat lainnya. Mereka berdiam di samping rumah Rasulullah saw, di masjid yang beliau saw bangun, untuk berdzikir kepada-Nya. Mereka menjadikan tujuan pokok mereka adalah membangun hubungan dengan Allah dan sampai kepada-Nya. Mereka membaktikan hidupnya hanya untuk beramal. Dengan segala cara mereka berusaha untuk menyingkirkan semua hal yang dapat menghalangi kedekatan mereka dengan Allah. Oleh karena itu, Allah pun memerintahkan Rasulullah saw untuk duduk bersama mereka. Mereka memperoleh rahasia keberadaan Allah, sehingga Allah berada di sisi mereka. Setiap orang yang demikian sifatnya, secara otomatis ia memiliki hubungan yang kuat dengan Rasulullah saw.
Hati para sahabat yang memperoleh keistimewaan tersebut kecanduan dzikir dan doa. Mereka I’tikaf di masjid Nabawi, meninggalkan semua hal yang diinginkan oleh kebanyakan nafsu manusia. Oleh karena itu, untuk menunjukkan perhatian-Nya kepada mereka dan keberadaan-Nya bersama mereka, Allah memerintahkan kekasih-Nya saw untuk sering menghadiri majelis mereka dan duduk bersama mereka. Barang siapa mendatangi mereka akan mendapati Allah di sana. Di mana Rasulullah saw berada, maka di sanalah mereka dapat juga menemukan Allah. Maka Allah pun mewahyukan kepada beliau saw:
واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم بالغدوة والعشي يريدون وجهه ولا تعد عيناك عنه تريد زينة الحيوة الدنيا ولا تطع من اغفلنا قلبه عن ذكرنا واتبع هواه وكان امره فرطا 28
“Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (Al-Kahh, 18:28)
Inilah balasan dan tanda perhatian Allah yang Maha Pengasih kepada mereka. Jika kalian memiliki pandangan yang luas, maka kalian akan mengetahui bahwa perhatian semacam ini masih terus berlangsung, Rasulullah saw masih duduk bersama orang-orang yang seperti mereka. Karena itu, kita dianjurkan untuk menghadiri majelis kaum arifin, baik yang berada di Barat maupun di Timur. Jika kita perhatikan dengan baik, maka akan kita temukan sebuah majelis yang dihadiri oleh Rasulullah saw; majelis yang mampu menyampaikan seseorang kepada Allah yang Maha
Tinggi; dan kita tidak akan menemukan majelis semacam ini dalam perkumpulan lain. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kesiapan untuk menduduki tingkat kedudukan tertentu dalam perjalanannya menuju Allah yang Maha Penyayang, dianjurkan untuk menghadiri majelis kaum arifin. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang datang ke kota Madinah Al-Munawwaroh, kota di mana di sana terdapat jasad dan ruh manusia yang paling mulia saw, kemudian ia bermimpi dan dalam mimpinya ia diberitahu bahwa Rasulullah saw berada di majelis Fulan dan di majelis Fulan, atau Rasulullah di kota A dan juga di kota B, maka ini merupakan petunjuk baginya untuk mendatangi majelis tersebut. Jika kemudian ia menghadiri majelis tersebut dengan tubuh dan hatinya, maka ia akan memperoleh fath dan kelapangan hati serta akan dijamu dengan minuman yang sangat enak10. Jika tidak demikian, lantas apa manfaat kehadiran jasad dan tubuh, sedangkan hati tidak memahami hakikat kemuliaan yang diberikan di majelis tersebut? Yaitu keberadaan Allah di sana, sebagaimana pernyataan Allah ketika ditanya oleh salah seorang Nabi-Nya, ‘Di manakah aku dapat menemukan-Mu duhai Allah?” Kemudian Ia menjawab, “Pada diri orang-orang yang hatinya hancur karena-KU.” Ini menunjukkan Allah senantiasa ber-tajalli kepada hamba-hamba-Nya, meskipun mereka manusia biasa (bukan Nabi atau Rasul). Coba perhatikan, yang bertanya adalah seorang Nabi. Seakan-akan Allah berkata kepadanya, “Carilah umatmu yang hatinya hancur karena-Ku, maka di sana akan kau temukan AKU.”
Sumber: Obat Hati 1 Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
________________________________
10 Minuman yang dimaksud adalah berbagai limpahan karunia Allah yang bersifat ruhani. ilmu misalnya.
“Carilah umatmu yang
hatinya hancur karena-Ku, maka di sana
akan kau temukan AKU.”
Maksud “..hatinya hancur kerena-Ku..” tu apa bib?