Karena itulah Rasulullah saw bersabda:
اني أتوب الى الله في اليوم سبعين مرة
“Sesungguhnya dalam sehari aku bertobat kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali”
Lihatlah kekasih Allah, panutan kita, dalam sehari semalam beliau saw tujuh puluh kali bertobat kepada Allah. Bahkan dalam riwayat lain disebutkan bahwa dalam sehari semalam beliau bertobat sebanyak seratus kali. Coba perhatikan, sejak awal Ramadhan hingga hari ini, jika dikumpulkan tobat kita, apakah sampai tujuh puluh kali? Sampai malam ketujuh ini, adakah salah seorang di antara kita yang bertobat hingga tujuh puluh kali. Sedikitnya tobat kita merupakan bukti lemahnya makrifat kita kepada Allah. Seandainya kita benar-benar mengenal Allah, maka kita pasti akan bertobat kepadaNya, berlari kepada-Nya. Sebab, setiap hamba, jika dia mengetahui bahwa dirinya adalah hamba dan Allah adalah Tuhannya, maka ia pasti akan berlari dari segala sesuatu menuju-Nya. Sehingga berbagai macam ketaatan dan ibadah yang ada akan menjadi sarana baginya untuk berlari menuju Allah. Engkau dapat berlari meninggalkan alam semesta dengan segala isinya atau menjadikan semua itu sebagai sarana untuk berlari menuju Allah. Engkau harus berlari meninggalkan semua keburukan dan kegelapan alam, dan menjadikan semua ketaatan dan kebaikan yang ada di alam ini sebagai sarana untuk berlari menuju Allah.
Kata berlari yang dimaksud dalam pembahasan di atas adalah berlari dari dan berlari dengan, bukan berlari ke. Kata “berlari ke” hanya digunakan untuk Allah sebagai tujuan, yaitu berlari ke Allah, bukan berlari menuju ketaatan. Kita berlari ke (menuju) Allah dengan menjauhi kemaksiatan dan melaksanakan ketaatan. Jika engkau ingin pergi ke sebuah kota, maka engkau akan menggunakan mobil atau pesawat untuk sampai ke sana. Engkau tidak menjadikan mobil atau pesawat itu sebagai tujuanmu akan tetapi sekedar sebagai perantara (sarana) untuk menyampaikanmu ke kota itu. Sebenarnya yang menyampaikan kita ke sana bukan sarana itu, akan tetapi kita memerlukannya untuk sampai ke sana. Sebagaimana dikatakan oleh Syeikh ‘Abdulqadir Al-Jailani tentang ketaatan:
بك لا نصل ولابد منك
“Denganmu kami tidak akan sampai, akan tetapi untuk sampai kami harus menggunakanmu.”
Allah Ta’ala mewahyukan:
هو الذي يسيركم في البر والبحر
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. (Yunus, 10:22)
Para Rasul merupakan simbol hubungan seseorang dan sampainya seseorang kepada Allah Ta’ala, manusia pun sangat mencintai, memuliakan dan membantu mereka. Karena itu tidaklah salah jika seseorang9 berkata kepada Rasulullah saw:
وليس لنا الا اليك فرارنا
واين فرار الناس الا الى الرسول
“Dan kami tidak memiliki tempat berlari,, kecuali kepada dirimu”
Sumber: Obat Hati 1 Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz