MELEPASKAN diri dari cengkeraman hawa nafsu dan kesungguhan diri dalam mengikuti Nabi صلى الله عليه وسلم, sang pembawa petunjuk kepada jalan yang lurus, membuahkan sikap kita yang tidak ekstrem dan tidak longgar. Sebagian mufasir seperti Imam al-Kalbi dan lainnya, menafsiri firman Allah:
وكذ لك جعلنكم أمة وسطا
Yakni, berada di antara ekstrem dan longgar, antara keekstreman orang-orang Nasrani dan kelalaian orang-orang Yahudi.Dalam persoalan akidah yang tertera di kitab-kitab, betapa banyak kalimat-kalimat penghinaan terhadap para nabi yang menyebabkan kening jadi berkeringat.Mereka sangat rendah dalam menggambarkan para nabi sampai ke posisi dan tempat yang sangat buruk.Padahal, para nabi itu adalah makhluk pilihan Allah.
الله يصطفى من الملئكة رسلا ومن الناس
Artinya: Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia (QS al-Hajj [22]: 75).
Lalu, mereka, orang-orang Yahudi, juga orang-orang Nasrani dari sisi lain terlalu ekstrem dalam menyanjung. Orang-orang Yahudi menyatakan, “Uzair adalah putra Allah”; dan orang-orang Nasrani menyatakan, “Isa al-Masih adalah putra Allah”, lalu mereka menyatakan, “Satu dari tiga”; mereka menganggap Maryam dan putranya, Isa, sebagai dua tuhan bersama dengan Allah سبحانه وتعالى. Demikian dalam pandangan mereka yang sesat, dusta, keliru serta sangat jauh dari akal sehat dan kenyataan.
ما المسيح ابن مريم إلا رسول قد خلت من قبله الرسول وأمه صديقة كانا يأكلان الطعام
Artinya: Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul, yang telah berlalu sebelum dia beberapa Rasul, dan ibunya seorang yang sangat jujur, keduanya biasa memakan makanan… (QS al-Maidah [5]: 75)
Makan sebagai fenomena kehambaan, juga kebutuhan manusia untuk makan, ia juga harus mengeluarkan dan membuangkan ampas makanan itu (kotoran), semua itu sangat jauh dari sifat-sifat Tuhan. Maka oleh karena itu, Allah cukup berfirman:
كانا يأكلان الطعام
untuk mengingatkan kenyataan ini, bersamaan dengan pujian Allah kepada Isa sebagai utusan (risalah) dan kepada ibunya dengan sangat jujur (shiddiqiyah). Derajat yang paling tinggi dalam kewalian adalah shiddiqiyah; sedangkan derajat yang paling tinggi di antara manusia adalah kerasulan dan kenabian.
Allah menyifati Isa dengan risalah dan menyifati Maryam dengan shiddiqiyah, setelah itu Allah berfirman:
كانا يأكلان الطعام
Inilah yang disebut moderat.Yakni, tidak diperkenankan menghina dan merendahkan martabat mereka, tidak boleh juga memuliakan mereka sampai ke tingkat ketuhanan dan sampai ke status putra Tuhan.Padahal, Tuhan itu Mahasuci dari ayah dan anak.
لم يلد ولم يولد{1} ولم يكن له كفوا أحد{2
Artinya: Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. (QS al-Ikhlas [112]: 3-4).
Maha Agung dan Maha Luhur Allah سبحانه وتعالى.
Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz