BILA kita telah memahami hal di atas dengan baik, maka jelas bahwa keburukan yang menimpa manusia karena dikuasai emosi dan nafsu yang lepas dari kendali akal pikiran dan syariat, semuanya itu mengobarkan kemarahan dalam meninggikan dirinya sendiri, angkuh, takabur, menipu diri, besar kepala, riya, meremehkan orang lain, perilaku yang rendah, egois, merendahkan orang lain, tinggi diri dan lain sebagainya. Semua itu muncul gara-gara nafsu dan emosi tersebut.
Oleh karena itu, para nabi diutus untuk membersihkan diri manusia tersebut.Allah berulang kali menuturkannya di dalam al-Qur’an.Allah menjadikan Rasul Pilihan-Nya, Muhammad Saw, sebagai pembersih bagi diri kita. Allah سبحانه وتعالى berfirman:
هواالذى بعث في الأمين رسولا منهم يتلوا عليهم ءايته ويزكيهم ويعلمهم الكتب والحكمة وان كانوا من قبل لفى ضلل مبين
Artinya: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (as-sunah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS al-Jumu’ah: 2)
Allah juga berfirman:
كما أرسلنا فيكم رسولا منكم يتلوا عليكم ءايتنا ويزكيكم ويعلمكم الكتب والحكمة ويعلمكم ما لم تكونوا تعلمون
Artinya: Sebagaimana (Aku telah menyempurnakan nikmat-Ku kepada kalian) Aku telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-ayat-Ku kepada kalian dan mensucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian Al-Kitab dan al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui. (QS al-Baqarah [2]: 151).
Allah سبحانه وتعالى. berfirman:
لقد من الله
Artinya: Sungguh Allah telah memberi karunia
Karunia Allah telah sampai, maka karunia apa yang Engkau berikan kepada kami wahai Tuhan?
لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم يتلوا عليهم ءايته ويزكيهم ويعلمهم الكتب والحكمة وان كانو من قبل لفى ضلل مبين
Artinya: Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (ke-datangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.(QS Alu Imran [3]: 164]
قد أفلح من تزكى{14} وذكرسم ربه فصلى{15
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat Nama Tuhannya, lalu dia shalat. (QS al-A’la [87]: 14-15).
Allah سبحانه وتعالى juga berfirman:
والشمش وضحها {1} والقمر إذا تلها{2} والنها ر إذا جلها {3} واليل إذا يغشها {4} والسما ء وما بنها {5} ولأرض وما طحها { 6} ونفس وما سواها {7}
Artinya: Demi matahari dan cahayanya di pagi hari Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya.Dan langit serta pembangunannya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). (QS asy-Syams [91]: 1-7)
Seluruh fenomena alam Allah gunakan untuk bersumpah. Bersumpah untuk apa? Allah berfirman:
قد أفلح من تزكى{14} وذكرسم ربه فصلى{15
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS asy-Syams [91]: 9-10)
Hal itu biar segala apa yang ada di dunia ini tidak membuat kita tertipu, membuat kita tidak mau membersihkan diri, sehingga kita mengikuti semua apa yang ada di dunia ini.
Yang disebut pendidikan adalah pembersihan diri yang telah dijelaskan oleh Allah, dan ditugaskan kepada makhluk terbaik, Rasulullah Muhammad صلىالله عليه وسلم, untuk melaksanakan pembersihan itu terhadap umat manusia.
Allah bersumpah bahwa orang-orang yang melakukan pembersihan diri ini pasti mendapatkan keselamatan.Keselamatan ini adalah keberuntungan dan kebahagiaan.Bukan hanya dalam konteks diri sendiri, bukan hanya dalam konteks ekonomi, konteks sosial, konteks politik, konteks pemikiran, juga bukan hanya dalam konteks kehidupan dunia saja.Tapi, kebahagiaan dalam semua konteks, baik dunia atau akhirat, bagi orang yang menyucikan dirinya.Ia akan kehilangan semua hal dalam hidupnya, apabila terlepas dari penyucian diri yang mengangkat derajat manusia ini.
Oleh karena itu, kita harus memiliki pemahaman bahwa salah satu isi dari kemoderatan ini adalah sikap moderat yang lahir dari pemahaman yang benar terhadap petunjuk ilahi dan manhaj hakiki yang dipilih oleh Allah سنحانه وتعالى untuk hamba-Nya.1
Sikap ini adalah upaya untuk menyelamatkan, menyucikan dan membersihkan manusia dari segala kotoran nafsu yang selalu menggoda dan dari kendali berbagai kepentingan sementara yang hina, hingga dalam konteks ibadah sekalipun.Sebagaimana pula dalam konteks hubungan sesama manusia, bahkan juga dalam konteks gambaran, pandangan dan keyakinan.
Inilah jalan moderat yang dapat mengentas manusia dari kerendahan nafsu dan kepentingan-kepentingan hina, menuju derajat kepatuhan yang sejati kepada Tuhan serta pelaksanaan tugas manusia di muka bumi untuk menegakkan ajaran Allah dan menjadi khalifah-Nya.
وإذقال ربك للملئكة إنى جاعل فى الأرض خليفة
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” (QS al-Baqarah [2]: 30).
Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz
penulisan قد أفلح من تزكى{14} وذكرسم ربه فصلى{15
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS asy-Syams [91]: 9-10)
mohon di koreksi,