Di tengah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam mencium bau yang amat wangi. Rasul bertanya, “Wangi apa ini wahai jibril?”. Jibril menjawab, “ini adalah wanginya seorang wanita mulia dan anak-anaknya. Dia adalah penyisir rambut putri Fir’aun.” Dikisahkan tatkala wanita mulia ini sedang menyisirkan rambut putri Fir’aun, pada saat itu sisirnya terjatuh, maka wanita mulia ini pun berkata, “dengan nama Allah dan celakalah Fir’aun”, Maka putri Fir’aun pun terperanjat dan berkata, “apakah engkau mempunyai tuhan selain ayahku?”. Maka ia menjawab, “iya”. Putri Fir’aun dengan murka berkata, “apakah engkau ingin aku laporkan kepada ayahku?” Wanita mulia ini pun menjawab, “silahkan”. Maka dilaporkanlah kejadian ini kepada Fir’aun, maka Fir’aun pun memanggilnya dan Fir’aun dengan murka berkata, “apakah engkau bertuhan kepada selain aku?” Wanita mulia ini dengan tegas menjawab, “iya, tuhanku dan tuhanmu adalah Allah Ta’ala.”
Wanita mulia ini mempunyai dua orang anak dan suami. Fir’aun mengutus kepada mereka untuk menyiksa mereka semua agar bertuhan kepada Fir’aun, maka mereka menolaknya. Fir’aun berkata, “sungguh aku akan membunuh kalian semua”, maka wanita mulia itu berkata, “lakukanlah apa yang engkau ingin lakukan terhadap kami, namun sebagai balasan dari pelayanan yang selama ini kami lakukan untuk putrimu, apabila engkau membunuh kami, jadikanlah kami dalam satu tempat yang sama, dan kubur kami setelah itu dalam satu kuburan yang sama”. Maka Fir’aun memerintahkan budaknya untuk menyiapkan penggorngan raksasa dari tembaga berisi minyak yang di panaskan, kemudian perempuan dan anak-anak nya dipaksa untuk melempar diri mereka satu persatu masuk ke dalam penggorengan tersebut. Satu persatu dilemparkan ke dalam penggorengan dan seketika hangus terpanggang hingga sampai kepada bayinya yang paling kecil dari yang masih menyusu. Saat itu wanita ini tidak tega jika melihat bayinya yang kecil ini akan dilemparkan ke dalam penggorengan panas, namun tiba-tiba berbicaralah bayi itu dengan suara lantang dan jelas penuh kelembutan kepada ibunya, “wahai ibu, tenanglah, jangan engkau ragu karena engkau berada dalam kebenaran”. Wanita mulia ini dan anaknya di lemparkan ke dalam penggorengan raksasa berisi minyak yang sudah di panaskan. Al Allamah As Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki berkata, “sesungguhnya ada empat bayi yang berbicara: yang pertama adalah kisah ini, kedua saksi nabi Yusuf ketiga kisah Juraij, keempat Nabi Isa bin Maryam.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melanjutkan perjalanannya hingga menyaksikan sekelompok kaum yang kepala mereka dihancurkan dengan batu. Setiap kali dihancurkan kembali seperti keadaan semula untuk dihancurkan kembali, begitu seterusnya tanpa akhir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “wahai Jibril siapa mereka?.” Jibril berkata, “mereka orang-orang yang kepalanya berat sekali untuk melakukan sholat lima waktu.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sekelompok kaum yang menutupi kemaluan dan dubur mereka dengan sehelai daun. Mereka digembalakan sebagaimana unta dan kambing digembalakan namun yang mereka makan adalah pohon-pohon yang berduri, buah yang pahit dan bara api jahannam yang panas beserta batunya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “siapa mereka?” Jibril berkata, “mereka adalah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat dan sedekah dari harta-harta mereka, dan Allah tidak mendzhalimi kepada mereka sama sekali.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sekelompok kaum yang di hadapan mereka terdapat daging yang bagus di dalam sebuah wadah, serta daging bangkai yang jelek dan menjijikkan di wadah yang lain, namun ternyata mereka memilih untuk memakan daging bangkai yang jelek dan meninggalkan yang bagus. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai jibril?” Jibril menjawab, “ini laki-laki dari umatmu dia punya perempuan yang halal dan baik tapi dia mendatangi perempuan yang tidak halal baginya, dan menginap di tempatnya hingga waktu subuh. Juga perempuan dari umatmu dia punya laki-laki yang halal dan baik tapi dia mendatangi laki laki yang tidak halal baginya, dan menginap di tempatnya hingga waktu subuh.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sebatang pohon di jalanan, tidak ada apapun yang melewati batang pohon tersebut baik itu pakaian atau sesuatu apapun kecuali kayu tersebut merobeknya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai jibril?” Jibril berkata, “ini adalah perumpamaan kaum dari umatmu, mereka duduk di jalan dan mereka memotong orang yang berjalan dan mengganggunya, kemudian Jibril membacakan suatu ayat Al Qur’an:
وَ لاَ تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوْعِدُونَ وَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ
“Dan janganlah kalian duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalangi dari jalan Allah.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan seorang laki-laki berenang di sungai darah sambil dirajam dan dilempari dengan batu. Maka nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai jibril?” Jibril berkata, “ini adalah perumpamaan orang yang memakan riba.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan seorang laki laki yang mengumpulkan ikatan kayu bakar dan memikulnya padahal dia tak mampu memikulnya, tapi dia terus menambah kayu yang dipikulnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai jibril?” Jibril berkata, “ini adalah laki-laki dari umatmu, dia menerima amanat-amanat orang namun dia tak mampu untuk melaksanakannya dan dia ingin terus menambah amanah tersebut.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sekelompok kaum yang lidah dan bibir bibir mereka di potong dengan pemotong dari besi. Setiap kali dipotong maka kembali seperti semula untuk terus disiksa, dan begitu seterusnya tanpa akhir. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Siapa ini wahai jibril?” Jibril berkata, “mereka adalah para penceramah dan pengkhutbah yang membawa fitnah dari umatmu, mereka berucap namun tak melaksanakannya.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan sekelompok kaum, mereka memiliku kuku-kuku dari tembaga, dengan kuku-kuku tersebut mereka merobek-robek wajah dan badan mereka. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Siapa mereka wahai jibril?” Jibril berkata, “mereka adalah orang-orang yang suka berghibah dan bergunjing (makan daging manusia), mereka menodai kehormatan orang lain dengan lisan mereka.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan suatu lubang yang kecil. Keluar dari lubang itu kerbau yang amat besar, namun ketika kerbau itu ingin kembali ke dalam lubang kecil itu kerbau besar itu mampu. Kemudian Nabi berkata, “Apa ini wahai jibril?” Jibril berkata, “ini lelaki dari umatmu yang berbicara dengan ucapan yang besar, kemudian dia menyesali ucapan tersebut, namun ucapannya tidak bisa ditarik kembali.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melalui suatu lembah yang di situ tercium wangi yang harum, dingin dan wangi misik serta terdengar suara merdu nan indah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “ini adalah suara surga dan surga itu berseru, Wahai Tuhan-Ku datangkanlah kepadaku apa yang engkau janjikan kepadaku karena sungguh sudah banyak kamar-kamarku, sutera tebalku, pakaian dari sutera-sutera yang halus, dan permadaniku, mutiara, marjan, perak, emas, piala-piala, piring-piring, cangkir-cangkir, serta kendaraan-kendaraan, madu, air, susu,dan arakku.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Untukmu wahai surga seluruh orang-orang muslim dan muslimah, mukmin dan mukminah, dan orang–orang yang beriman kepada-Ku dan kepada para Rasul-Ku dan mengerjakan amal sholeh sedang ia tidak menyekutukan-Ku dan tidak menjadikan selain-Ku sebagai Tuhan dan sembahannya. Sesungguhnya setiap orang yang takut kepada-Ku maka dia selamat, dan orang yang berharap kepada-Ku, Aku beri. Barang siapa yang memberikan pinjaman hutang karena Aku maka Aku yang akan mengganjarnya, dan barang siapa yang bertawakkal kepada-Ku, Aku cukupkan. Sesungguhnya Aku adalah Allah tiada tuhan selain-Ku. Aku tidak akan mengingkari janji, sungguh beruntung orang-orang mukmin. Maha Suci Allah sebaik-baiknya pencipta. Surga berkata, Ya Allah, sungguh aku puas dan ridho dengan janji-Mu.
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melalui suatu lembah yang terdengar suara yang sangat memekik dan menakutkan serta tercium bau yang amat sangat busuk. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “apa ini wahai jibril?” Jibril menjawab, “ini adalah suara jahannam.” Jahannam berkata, “wahai Tuhan-Ku datangkan kepadaku apa yang engkau janjikan kepadaku, karena sungguh telah banyak rantai-rantaiku serta belengguku, kobaran api ku, air panasku, duri besarku, cairan busukku, adzabku, dan sungguh sangat dalam dasarku, dan sangat panas apiku, maka datangkanlah padaku apa yang Engkau janjikan.”
Maka Allah berfirman kepadanya, “Untukmu wahai neraka, orang-orang yang menyekutukan Aku dari kaum laki-laki dan perempuan, orang kafir laki-laki dan perempuan, dan setiap laki laki dan perempuan yang buruk, dan setiap orang yang sombong yang tidak beriman pada hari perhitungan.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menyaksikan Dajjal dalam bentuk aslinya, dengan mata penglihatan yang nyata bukan dalam mimpi. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam, “Wahai Rasulullah, bagaimana engkau melihatnya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Dia tinggi besar, sangat putih sekali, di antara salah satu matanya seperti bintang yang berkilau, rambutnya seperti dahan-dahan pohon, menyerupai Abdul ‘Uzza bin Qoton (seorang tokoh arab yang wafat pada zaman Jahiliyah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melihat tiang yang putih bercahaya seperti permata dipikul oleh para malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa yang kalian bawa?” mereka berkata, “ini adalah tiang islam, kami di perintah untuk meletakkannya di Syam.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam dipanggil oleh suatu seruan yang memanggilnya dari arah kanan, “Wahai Muhammad! lihatlah aku, aku ingin bertanya kepadamu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam tidak menjawabnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “ini adalah seruan seorang Yahudi, apabila engkau menjawab seruannya maka umatmu akan mengikuti kaum Yahudi.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam dipanggil oleh suatu seruan yang memanggil dari arah kiri, “Wahai Muhammad! lihatlah aku, aku ingin bertanya kepadamu.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam tidak menjawabnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril? Jibril berkata, “ini adalah seruan seorang Nasrani, apabila engkau menjawab seruannya maka umatmu akan mengikuti kaum Nasrani.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam dipanggil oleh seorang wanita yang terbuka lengannya dan lengannya dipenuhi dengan segala macam perhiasan yang pernah Allah ciptakan. Maka wanita itu berkata, “Wahai Muhammad! lihatlah kepadaku, aku ingin bertanya kepadamu.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam tidak menjawabnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “itu adalah dunia, apabila engkau menjawab seruannya maka umatmu akan memilih dunia yang hina dari pada akhirat.”
Kemudian di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam dipanggil oleh seorang yang sudah tua, “Kemarilah wahai Muhammad!” Jibril berkata, “terus jalan wahai Muhammad.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam bertanya, “Siapa itu wahai Jibril?” Jibril berkata, “itu adalah Iblis musuh Allah, dia menginginkan engkau condong terhadapnya.”
Di perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam dipanggil oleh seorang nenek tua di pinggir jalan, “Wahai Muhammad! lihatlah kepadaku aku ingin bertanya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam tidak menjawabnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril berkata, “sesungguhnya tidak tersisa dari umur dunia melainkan apa yang tersisa dari umur nenek tua itu.”