SIDRATUL MUNTAHA Bagian Ke-6
Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “Di perjalanan aku melalui kafilah Bani fulan di daerah Rouha’ dan mereka semua sedang mencari unta mereka yang hilang, maka aku berhenti dan menghapiri tempat peristirahatan mereka, aku tidak menjumpai satupun dari mereka karena mereka sedang mencari unta yang hilang. Saat itu aku sempat meminum dari air mereka yang di letakkan di sana. Kemudian aku melewati kafilah Bani fulan di tempat tertentu. Di kafilah itu ada seekor unta yang membawa dua buah karung dagangan, satu karung berwarna hitam dan satu karung berwarna putih, pada saat berpapasan dengan mereka tiba-tiba unta itu menjadi liar ketakutan dan berlari berputar putar hingga akhirnya pingsan dan tersungkur. Kemudian aku melewati kafilah Bani fulan di Tan’im. Kafilah itu dipimpin oleh unta yang berwarna abu-abu dengan pelana hitam dan dua tali kekang yang berwarna hitam, dan kafilah itu akan datang kepada kalian dari bukit Tsaniyah dipimpin oleh unta tersebut.” Mereka berkata, ”Kapan akan datang?”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menjawab, “pada hari rabu”. Maka pada hari itu para pembesar Quraisy menunggu kafilah tersebut, hingga matahari hampir tenggelam pada hari itu dan kafilah tak kunjung datang.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berdoa agar dipanjangkan hari itu sesaat. Pada hari itu matahari ditahan, hingga datanglah kafilah tersebut. Saat itu orang-orang kafir quraisy bertanya kepada rombongan kafilah, “Apakah unta kalian hilang?”. Mereka berkata, “benar”. Mereka bertanya kepada kafilah yang lain, “Apakah unta berwarna merah milik kalian tersungkur hingga pingsan?”. Mereka berkata, ”iya”. Mereka bertanya kembali, “Apakah kalian memiliki tempat air?”. Maka seorang lelaki berkata, ”demi Allah aku telah meletakannya dan tidak seorangpun dari kami meminumnya dan tidak juga tumpah ke tanah.” Kemudian mereka semua menuduh Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam sebagai seorang penyihir.
Maka Allah menurunkan wahyu-Nya:
و ما جعلنا الرؤيا التي أريناك إلا فتنة للناس
“Dan tidak kami jadikan penampakkan yang kami perlihatkan kepadamu kecuali ujian bagi manusia”
Kemudian Allah menurunkan firman-Nya yang berbunyi:
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع البصير
“Maha suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari dari masjidil Haram ke masjidil Aqsho yang kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan dari ayat-ayat kami, sesungguhnya Dia Maha mendengar dan Maha melihat.”
Sungguh agung engkau wahai Muhammad yang telah dimuliakan Allah dengan anugrah dan karunia agung ini. Martabat yang semua ciptaan Allah telah putus asa untuk meraihnya, martabat yang tidak ada lagi diatasnya martabat. Tidak seorangpun mengetahui apa yang telah engkau ketahui di malam indah itu. Bahkan Allahpun merahasiakan dari seluruh makhluqnya apa yang telah Allah wahyukan dan anugrahkan untukmu.
فأوحى إلى عبده ما أوحى ما كذب الفؤاد ما رأى
“Maka Allah mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang telah Allah wahyukan. Hati (Muhammad) tidak mendustai apa yang (Muhammad) lihat“.
Apa yang Allah wahyukan kepadamu saat itu?. Apa yang engkau lihat saat itu hingga hati meyakininya dan tidak mendustainya?. Allah merahasiakannya dari seluruh makhluk-Nya. Rahasia yang hanya diketahui oleh dua kekasih. Dari seluruh ciptaan Allah yang sangat banyak, hanya engkau yang terpilih untuk martabat agung ini. Kedudukan cinta, kedudukan sebagai satu-satunya kekasih teragung. Apa yang membuatmu dipilih Allah?. Wahai sang hamba sejati yang telah menghambakan dirinya dengan sebenar-benarnya kepada Sang Kholiq?. Itulah rahasiamu teragung wahai kekasih Allah.
Shalawat serta salam untukmu wahai Sebaik-baiknya makhluk.
Shalawat serta salam untukmu wahai Imam para nabi dan rasul.
Shalawat serta salam untukmu wahai Pemilik sendal yang telah memijak Sidratul Muntaha.
Hijab-hijab agung berbangga ketika mencium Telapak kakimu.
Kepala alam semesta menjadi mulia ketika berada di bawah Telapak kakimu.
Apa yang dapat kami ungkapkan untuk hamba semacam dirimu?. Ya Allah, muliakan kami untuk dapat mencintai kekasih agung-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam. Hidupkan kami dalam cinta kepadanya, wafatkan kami dalam cinta kepadanya, dan kumpulkan kami dan para pecinta bersamanya di surga para pecinta.
وصلى الله على سيدنا محمد و على آله و صحبه و سلم سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين و الحمد لله رب العالمين