SIDRATUL MUNTAHA Bagian Ke-4
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam mengabarkan kepada Nabi Musa tentang apa yang Allah tetapkan. Namun Nabi Musa bersikeras berkata, “kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi, karena sungguh umatmu tidak akan mampu.” Nabi Muhammad berkata, ”Wahai Musa, aku telah berkali-kali menghadap kepada Tuhanku hingga aku malu kepada-Nya, dan sungguh aku ridho dan puas menerima ketentuan Tuhanku.” Maka terdengar seruan,”Sesungguhnya aku telah menetapkan ketentuan-Ku dan aku telah meringankan atas hamba-hamba-Ku”. Maka Nabi Musa berkata, “Kalau begitu maka turunlan engkau dengan menyebut nama Allah.”
Di perjalanan pulang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam tidak melewati perkumpulan para malaikat, kecuali mereka berkata, “hendaklah kamu perintahkan umatmu untuk hijamah (bekam)”. Di perjalanan pulang Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, tidak ada seorangpun dari penduduk langit yang aku jumpai melainkan ia pasti menyambutku dengan meriah, dengan senyuman manis, salam dan doa, kecuali satu orang. Ketika aku menemuinya dan mengucapkan salamku untuknya, dia hanya sebatas menyambutku, menjawab salamku dan mendoakanku namun sama sekali tidak tersenyum dan tertawa untukku. Kenapa wahai Jibril?”. Maka Jibril berkata, “Dia adalah malaikat Malik, malaikat penjaga neraka. Dia tidak pernah tersenyum sejak diciptakan, kalaupun dia dapat tersenyum untuk seseorang maka dia hanya akan tersenyum kepadamu.”
Pada saat turun dan sampai ke langit dunia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melihat ke bawah, dan beliau melihat asap yang mengepul, kabut dan suara-suara yang berisik. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam bertanya, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril menjawab, “ini adalah para syaithon, mereka menghalangi pandangan manusia supaya tidak berfikir tentang kerajaan langit dan bumi, apabila para syaithon tidak melakukan hal itu, sungguh manusia akan melihat keajaiban yang mengagumkan”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam turun hingga kembali ke Baitul Maqdis dan menaiki buraqnya.
Di perjalan pulang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melewati kafilah pedagang bangsa Quraisy di tempat tertentu. Di kafilah itu ada seekor unta yang membawa dua buah karung dagangan, satu karung berwarna hitam dan satu karung berwarna putih. Pada saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berpapasan dengan mereka tiba-tiba unta itu menjadi liar ketakutan dan berlari berputar putar hingga akhirnya pingsan dan tersungkur. Di perjalanan pulang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam juga melewati kafilah lainnya yang telah kehilangan seekor unta yang memikul dagangan bani fulan, maka Nabi mengucap salam untuk mereka, beberapa orang dari mereka berkata, ”ini adalah suara Muhammad”, hingga akhirnya Rasulullah tiba di kota Makkah sebelum subuh.