SIDRATUL MUNTAHA Bagian Ke-3
Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam bersabda, “Tuhanku telah memberi karunia kepadaku, yaitu Allah mengutusku sebagai rahmat bagi sekalian alam dan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah tanamkan di dalam hati musuh-musuhku rasa takut dari jarak satu bulan perjalanan, dan Allah halalkan kepadaku harta rampasan perang padahal tidak dihalalkan kepada seorang pun sebelumku, dan Allah jadikan bumi sebagai tempat shalat dan suci, dan aku diberikan pembuka, penutup dan keluasan kalimat. Ditunjukkan kepadaku seluruh umatku dihadapku hingga jelaslah kepadaku antara pengikut dan pemimpin, hingga aku melihat mereka mendatangi suatu kaum yang beralas kakikan dari bulu dan aku melihat mereka mendatangi suatu kaum yang berwajah lebar dan bermata sipit seolah-olah mata mereka dijahit dengan jarum, hingga nampak jelas olehku penderitaan yang umatku derita dari kaum tersebut. Dan aku diperintahkan dengan lima puluh kali sholat”.
Dan dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam diberikan tiga anugrah; dijadikan sebagai pemimpin para rasul; dijadikan sebagai pemimpin orang-orang yang bertakwa; dan akan memimpin umatnya yang wajah dan lengan serta kaki mereka bercahaya terang benderang kerena basuhan air wudhu.
Dalam riwayat lain, dianugerahkan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam shalat lima waktu dan akhir surat Al Baqaroh dan ampunan Allah bagi umatnya yang tidak menyekutukan Allah atas dosa-dosa besar mereka.
Kemudian tersingkaplah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam awan indah yang menyelimuti dirinya. Jibril meraih tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam untuk menuntunnya kembali, maka mereka kembali dengan cepat. Di perjalanan pulang mereka melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan Nabi Ibrahim tidak berucap sesuatu apapun.
Mereka melalui Nabi Musa ‘alaihis salam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, “sungguh Nabi Musa adalah sahabat terbaik untuk kalian.” Nabi Musa ‘alaihis salam berkata kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam, “Apa yang kamu lakukan selama diperjalanan ini wahai Muhammad? Dan apa yang diwajibkan Tuhanmu kepadamu dan kepada umatmu?”. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menjawab, “diwajibkan kepadaku dan umatku lima puluh sholat sehari semalam.” Maka Nabi Musa berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu, dan mintalah keringanan untukmu dan untuk umatmu, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu untuk menjalankan perintah itu, sungguh aku lebih berpengalaman terhadap manusia sebelummu dan aku telah menguji Bani Israil serta membujuk dan membimbing mereka dengan ketekunan dan ketelitianku untuk menjalankan perintah Allah yang lebih ringan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan umatmu, namun mereka tidak mampu menjalankannya hingga mereka meninggalkannya, dan sungguh umatmu lebih lemah badannya, fisiknya, hatinya, pandangannya serta pendengarannya.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menoleh kepada Jibril berharap bimbingannya, maka Jibril memberi isyarat kepadanya, “jika engkau berkenan, maka kembalilah dan mohonlah keringanan dari Tuhanmu”.
Maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam kembali dengan cepat hingga Nabi sampai kepada Sidratul Muntaha, maka awan itu kembali menyelimutinya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam bersujud kepada Allah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, ”Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk umatku karena mereka adalah umat yang paling lemah”. Allah berkata, “Aku ringankan atas mereka lima”, kemudian awan itu tersingkap dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam kembali kepada Nabi Musa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, ”telah dikurangkan untukku dan umatku lima”. Maka Nabi Musa berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam terus berbulak-balik meminta keringanan kepada Tuhannya, dan setiap kalinya Allah mengurangi lima, hingga tidak tersisa kecuali lima waktu sholat maka Allah berkata kepadanya, “Wahai Muhammad!”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menjawab, ”Labbaik wa sa’daik (aku senantiasa memenuhi panggilanmu)”. Allah berkata, “Itulah shalat yang lima waktu sehari semalam, setiap shalat dihitung sebagai sepuluh shalat, sehingga semuanya genap lima puluh, tidaklah akan berubah ketentuan-Ku dan tidaklah dihapus kitab-Ku (tertulis dalam ketentuan-Ku). Barang siapa yang bertekad melakukan suatu kebaikan namun dia tidak jadi melakukannya, maka ditulis baginya satu kebaikan, tetapi jika dia melakukannya maka ditulis baginya sepuluh kebaikan. Barang siapa yang bertekad melakukan suatu keburukan namun tidak jadi melakukannya maka tidak ditulis suatu apapun atasnya, dan apabila ia melakukannya maka ditulis baginya satu keburukan.”