أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصا الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع البصير
الحمد لله الذي أظهر للوجود محبته لعبده في ليلة الإسراء ﴿﴾ فسبحان من أسرى و بورك من سرى ﴿﴾ صلى الله و سلم على هذا العبد المحبوب الذي ارتقى إلى أعلى ذرى ﴿﴾ و اعتلى أعلى رتبة فلله در من قال رتب تسقط الأماني حسرا ﴿﴾ سيدنا محمد أفضل من خلقه الله و برا ﴿﴾ و على آله و صحبه خيار الورى ﴿﴾ أما بعد
Sahabat-sahabatku yang dimuliakan Allah,
Bulan Rajab adalah bulan yang mulia dan agung. Bulan diisra dan di mi’rajkannya Baginda yang agung Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam. Di bulan agung ini umat islam berbahagia dengan sebuah peristiwa agung hingga mereka merayakannya dengan perayaan yang besar dan meriah. Sungguh ini adalah salah satu dari buah iman kepada Allah dan cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam. Apabila kaum Yahudi Madinah berpuasa di hari ‘Asyura untuk mengungkapkan syukur kepada Allah atas diselamatkannya Nabi Musa dari kejaran dan kedzoliman Fir’aun, dan kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa di hari ‘Asyura sebagai bentuk syukur mereka pula kepada Allah dan bentuk kecintaan dan keimanan kepada para nabi-nabi Allah, maka perayaan yang dilakukan oleh umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam atas peristiwa agung Isra dan Mi’raj jauh lebih penting dan lebih agung serta bagian dari syariat dan agama islam.
Peristiwa Isra dan Mi’raj penuh dengan pelajaran penting, harus dikaji dan dipelajari serta kemudian dijadikan sebagai pedoman hidup. Sebab memang untuk tujuan memetik pelajaran, terjadilah perjalanan agung Isra dan Mi’raj tersebut. Karena itu alangkah pentingnya bagi umat islam untuk mengetahui secara terperinci tentang perjalanan agung Isra dan Mi’raj. Sungguh jika seluruh masa dihabiskan hanya untuk membicarakan tentang peristiwa agung Isra dan Mi’raj maka masa akan sirna sedangkan mutiara-mutiara Isra dan Mi’raj tak kunjung habis untuk dipetik. Bagaimana tidak? siapa yang mampu menceritakan apa yang terjadi disaat perjumpaan Sang Hamba dengan Sang Khaliq di malam itu?. Siapa yang mampu menggambarkan tentang kenangan maha indah detik-detik perjumpaan?. Semua harapan makhluk terputus untuk merasakan indahnya detik-detik perjumpaan tersebut.
رتب تسقط الأماني حسرى
دونها ما وراء هن وراء
“Martabat yang dibawahnya semua harapan untuk mencapainya terputus
Puncak tertinggi yang tidak ada lagi martabat di atasnya.”
Namun setetes dari samudera dan sedikit rintik dari hujan yang deras akan cukup bagi para pecinta untuk merajut cinta dengan sang kekasih agung Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam. Karena itu di bulan rajab yang agung ini di banyak tempat dibacakan riwayat kisah dan sejarah perjalanan Isra dan Mi’raj. Di Masjid An-Nur makam kramat Al Habib Abdullah bin Muhsin Al Atthos pada hari kamis terakhir bulan rajab, lepas shalat maghrib berjamaah, setiap tahunnya adalah contoh dan teladan baik dalam mengkaji riwayat kisah dan sejarah Isra dan Mi’raj. Riwayat kisah dan sejarah Isra dan Mi’raj yang dirangkum oleh Al Imam Al ‘Allamah As Sayyid Zainal ‘Abidin bin Muhammad Al hadi bin Zainal ‘Abidin Al Barzanji yang berjudul An-Nur Al Wahhaj Fi Qisshoti Al Isra wa Al Mi’raaj. Berkata As Sayyid Ja’far bin Ismail Al Barzanji, “Kitab An-Nur Al Wahhaj merangkum banyak hadits-hadits tentang perjalanan Isra dan Mi’raj yang disusun oleh penulisnya dengan bahasa sastra yang sangat indah, yang susunannya semacam kitab-kitab riwayat maulid Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam dengan menjadikannya berfashal-fashal yang di antara kedua fashalnya dihiasi dengan shalawat kepada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam.”
Tatkala hamba yang lemah ini melihat banyak dari sahabat-sahabat saya tidak memahami bahasa arab sastra yang indah tersebut, dan banyak dari mereka yang tidak mengetahui rinci kisah dan sejarah Isra dan Mi’raj yang agung dan penuh dengan pelajaran penting, maka tergerak hati untuk menerjemahkan kitab yang dirangkum oleh Al Imam Al Barzanji tersebut dengan bahasa Indonesia dan gaya bahasa yang mudah difahami oleh sahabat-sahabat saya. Juga dengan memberikan sedikit tambahan dari apa yang ditulis oleh guru kami yang mulia Muhaddits Al Haramain wa Mafkhor Al Kaunain As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki dalam kedua kitab rangkuman beliau yang sangat bermanfaat yaitu Al Anwar Al Bahiyyah dan kitab Wa Huwa bil Ufuq Al A’la serta kitab karya Al Imam Al Mufassir Asy Syeikh Muhammad Mutawalli Asy Sya’rawi yang berjudul Al Isra wa Al Mi’raj. Bersama dengan beberapa santri yang saya bimbing di Al Fachriyah serta sahabat-sahabat Khadim Risalah Da’wah yang saya cintai, kami menerjemahkan dan menambahkan hingga jadilah rangkuman ini yang kami harapkan kepada Allah agar dituliskan manfaat besar untuk umat di berbagai penjuru dunia.
Kami berharap kepada Allah agar mengangkat derajat Al Imam Zainal ‘Abidin Al Barzanji, Al Imam As Sayyid Muhammad bin Alawi Al maliki, Asy Syeikh Muhammad Mutawalli Asy Sya’rawi dan para guru-guru kami serta para ulama-ulama yang bertaqwa kepada Allah. Kami berharap agar Allah berikan keberkahan mereka kepada kami dan menjadikan kami sebagai hamba-hamba Allah yang dapat menggembirakan mereka dan mengikuti jejak langkah mereka yang bersambung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam.
ضوع اللهم معهده الشميم ﴿﴾ بنشر غوال من صلاة و تسليم ﴿﴾ اللهم صل و سلم و بارك عليه و على آله ﴿﴾ و سبحان ربك رب العزة عما يصفون ﴿﴾ و سلام على المرسلين ﴿﴾ و الحمد لله رب العالمين ﴿
Bersama santri Al Fachriyah dan sahabat Khadim Risalah Da’wah
Ahmad bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan
Sabtu, 28 Jumadil Akhirah 1436 H/18 April 2015 M