Politik Negosiasi Bagian 2
Rasululah terus membacakan ayat-ayat Allah itu di depan Utbah sampai firman Allah yang berbunyi, “Jika mereka berpaling, maka katakanlah, ‘Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum Ad dan kaum Tsamud,'” (QS Fushshilat [411 13)
Tiba-tiba Utbah membekap mulut Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sambil memohon berhenti menilawahkan ayat Al-Qur’an. Utbah sangat takut mendengar ancaman yang terdapat di dalam ayat-ayat itu.
Tidak lama kemudian, Utbah kembali menemui kaumnya. Di luar dugaan, utusan kaum kafir Quraisy itu ternyata terpesona oleh keindahan ayat-ayat Al-Qur’an.
Orang-orang Quraisy bertanya, “Apa yang kau bawa, wahai Abul Walid?”
Utbah menjawab, “Aku datang membawa sebuah ucapan yang sangat indah dan belum pernah kudengar. Demi Allah, kata-kata itu bukanlah syair, bukan sihir, dan bukan pula mantra dukun. Wahai orang-orang Quraisy, patuhilah aku dan biarkanlah lelaki itu (Muhammad) dengan apa yang sedang dilakukannya Janganlah kalian mengganggu dia.. Demi Allah, sungguh di dalam kata-kata yang telah kudengar darinya terdapat sebuah berita yang sangat agung. Andaikata ia dapat dikalahkan oleh bangsa Arab (selain Quraisy), kalian tidak perlu bersusah-payah menghadapinya, Cukup mereka saja. Akan tetapi, jika ternyata ia berhasil menguasai bangsa Arab maka kekuasaannya itu akan menjadi kekuasaan bagi kalian juga. sebagaimana kejayaannya juga akan menjadi kejayaan bagi kalian”
Mendengar ucapan Utbah yang benar-benar tak diduga itu. sontak orang orang kafir Quraisy berkata, ‘Demi tuhan, Muhammad telah menyihirmu dengan ucapannya .”
Utbah menyahut,”Ini pendapatku, kalian boleh saja mengemukakan pendapat yang berbeda”
Imam Ath-Thabari, Imam Ibnu Katsir, dan beberapa ulama besar yang lain meriwayatkan bahwa suatu ketika beberapa orang musyrik, salah satunya Al-Walid ibn Mughirah dan Ash ibn Wail, mendatangi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam untuk menawarkan sejumlah harta yang bisa menjadikan beliau orang paling kaya di antara mereka. Selain itu, mereka juga menawarkan perawan paling cantik dari kalangan Quraisy untuk dipersunting Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. asalkan beliau berhenti mencaci tuhan-tuhan yang mereka sembah dan mencela adat kebiasaan mereka Ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menolak tawaran tersebut dan memilih untuk tetap berdakwah menyampaikan kebenaran dari Allah Swt , orang-orang musyrik itu berkata “Kalau begitu, bagaimana jika kau menyembah tuhan-tuhan kami satu hari, lalu kami menyembah Tuhanmu satu hari ‘ Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pun menolak tawaran aneh itu. Tak lama kemudian. turunlah firman Allah Swt yang berbunyi, “Katakanlah, Wahal orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, clan untukkulah agamaku,” (QS Al-Kafirun [109]: 1-6).
Sumber : Fiqih Sirah karya Asy Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi