Ilmu yang berada di tangan ulama yang berperangai jelek, bukanlah ilmu yang sebenarnya menurut agama. Tetapi hanyalah merupakan gambaran dan bentuknya saja, yang terletak pada lisan dan lahirnya, tidak pada hati dan batinnya sedikitpun.
al-Imam Malik rhm berkata: “Ilmu bukanlah dengan banyaknya menghapal riwayat. Sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang dipancarkan Allah ke dalam hati.’
Sebagaimana ucapan Ibnu Mas’ud rhm: ‘Sesungguhnya ilmu adalah rasa takut.’
Disebutkan pada sebagian riwayat: ‘Ilmu dipanggil oleh amal, jika mau ia menyambutnya. Jika tidak maka ia akan pergi. ” Maksudnya, akan pergi makna dan hakikatnya, cahaya dan berkahnya. Dan yang tinggal hanyalah gambar dan rupanya saja, lalu akan menjadi bukti keburukan bagi orang yang memilikinya.
al-Imam asy-Syafi’i berkata dalam syairnya:
“Aku mengadu pada Waqi’ akan lemahnya hafalanku.
Ia menasehatiku agar tinggalkan maksiat
Dan memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya.
Dan cahaya Allah tak diberikan pada pelaku maksiat.”
Beliau mengisyaratkan akan hakikat dan ruh ilmu, seperti yang telah kami sebut dan jelaskan.
Sayidina Umar bin Khattab ra berkata: “Sesuatu yang paling aku takuti atas kalian, atau dalam riwayat yang lain, atas umat ini adalah seorang pelaku maksiat yang berlisan pandai.”
Sayyidina Ali ra berkata: ‘Ada dua orang yang mematahkan punggungku, pertama orang berilmu yang tak tahu malu dan orang bodoh yang gemar beribadah. Yang kedua menjauhkan manusia karena sifat tidak tahu malunya, dan yang satu menipu manusia karena kegemarannya dalam ibadah.”
Maka menjadi jelas dan terungkaplah bahwa seorang ulama yang bertakwa dan sholeh menjadi baik seluruhnya, bermanfaat, berguna untuk dirinya dan kaum muslimin. Adapun seorang ulama yang tidak bertakwa dan tidak takut kepada Allah swt, menjadi jelek seluruhnya, menjadi ujian dan fitnah bagi dirinya dan kaum muslimin.
Terdapat beberapa perumpamaan bagi ulama yang berperangai jelek, yang diriwayatkan dari Nabi Isa bin Maryam as:
Pertama, Mereka seperti saluran kotoran. Bagian luarnya terbuat dari kapur (putih) dan bagian dalamnya berbau busuk.
Kedua, Mereka seperti kuburan. Bagian luarnya adalah alam dan bagian dalamnya tulang belulang mayat.
Ketiga, Mereka seperti rumah yang gelap, sedang di luarnya terdapat lampu. Bagian luarnya bercahaya dan bagian dalamnya kegelapan.
Dan yang lebih parah dan keji dari semua itu adalah perumpamaan yang digambarkan oleh Allah Yang Maha Agung di dalam kitab-Nya yang mulia tentang para ulama yang berperangai buruk. Mereka disamakan dengan beberapa hewan yang paling hina seperti keledai dan anjing. Sebagaimana Allah swt berfirman:
مثل الّذين حمّلوا التّوراة ثمّ لم يحملو ها كمثل الحمار يحمل أسفارا
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (mengamalkannya), adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal” (Qs. al-Jumu’ah ayat: 5.)
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad