pelajaran dan bahan renungan bagian 1
Babak gelap dalam sirah Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ini jelas menampakkan puncak penderitaan yang dihadapi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan para sahabat selama tiga tahun.
Pembaca sekalian dapat melihat bahwa orang-orang musyrik dan kalangan Bani Hasyim dan Bani Muthallib ikut menderita bersama kaum mushmin karena mereka tidak sudi menyerahkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam: kepada kaum kafir Quraisy.
Tak perlu dibahas tentang alasan orang-orang musyrik melaku-Lan hal itu. Mungkin hanya karena kedekatan hubungan darah mereka dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam Mungkin juga untuk menghindari penghinaan suku-suku lain jika mereka menyerahkan Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam kepada orang-orang Quraisy selain Bani Hasyim dan Bani Muthallib, untuk dibunuh. Singkat kata, hal yang mereka lakukan sama sekali tidak berhubungan dengan perkara akidah dan keyakinan agama.
Jadi, sebenarnya orang-orang musyrik Bani Hasyim dan Bani Muthallib itu memadukan dua hal.
Pertama, tetap berada dalam kemusyrikan dan kesombongan terhadap kebenaran yang dibawa Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam
Kedua, melestarikan tradisi saling melindungi antarsesama karib-kerabat dari kejahatan dan kezaliman orang asing, kendati kerabat sendiri yang bersalah.
Adapun bagi kaum muslimin, dengan meneladani kepribadian Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sebagai yang terdepan, ketabahan mereka untuk saling membela satu sama lain dibangun berdasarkan perintah Allah Swt., sikap lebih mengutamakan akhirat dibandingkan dunia, dan sikap memandang remeh dunia dibandingkan keridhaan Allah Swt. Yang terakhir inilah yang perlu kita bahas.
Anda mungkin pernah mendengar beberapa pelaku ghazi, al-fikr berkata, “Sebenarnya fanatisme Bani Hasyim dan Bani Muthalliblah yang ikut serta berada di balik dakwah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam Fanatisme itulah yang selalu menjadi pelindung. Buktinya, ketika orang-orang musyrik Quraisy mcnjatuhkan embargo terhadap kaum muslimin, mereka bersikap pasif.”
Pernyataan di atas jelas-jelas dusta. Alasannya adalah wajar jika tradisi saling melindungi masih dipegang teguh oleh Bani Muthallib dan Bani Hasyim. ltulah yang menjadikan kedua puak ini bersedia menjaga keselamatan Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ketika “tangan-tangan asing” berniat menyakiti keponakan mereka.
Sumber : Fiqih Sirah karya Asy Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi