Cinta harta akan mendorong pemiliknya untuk menyimpannya sehingga harta itu kehilangan fungsinya dalam hidup ini. Harta mempunyai fungsi dalam dinamika kehidupan. Jika anda menahannya dari fungsinya, anda berarti merusak dinamika kehidupan, lantaran anda merintangi dan menutup pintu-pintu rezeki orang lain.
Manusia ketika membelanjakan hartanya, sama dengan ia membukakan pintu-pintu rezeki di hadapan masyarakat luas, baik ia sadari atau tidak, baik ia bermaksud demikian atau tidak. Maka, seorang yang hendak membangun sebuah apartemen misalnya, tidaklah terpikir olehnya untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat, ia hanya bermaksud untuk membangun apartemen yang dirinya menjadi pemiliknya, ingin dirinya dipanggil sebagai yang empunya dan tuannya, sehingga dirinya memperoleh jaminan hidup yang dapat melindunginya dari penderitaan kemiskinan. Tetapi apa sebenarnya yang ia perbuat?
la membukakan pintu-pintu rezeki bagi arsitek bangunan yang membuat gambarnya, juga bagi pemilik sebidang tanah, para pekerja yang menggali lobang pondasi, bagi para pekerja yang membuat beton bertulang dan memasang tiang besi, bagi para tukang batu yang mengerjakan bangunan, bagi tukang besi, tukang kayu, pekerja sanitasi lingkungan, pekerja pembuat lantai, juga bagi pabrik-pabrik yang memproduksi semen, besi, kaca, almunium, bata dan begitulah seterusnya.
Anda dengan pekerjaan itu telah membukakan pintu-pintu rezeki bagi ribuan buruh, bagi ratusan tenaga teknisi dan puluhan pabrik. Dengan demikian berputarlah roda kehidupan sehingga masyarakat luas dapat memperoleh keuntungan dari padanya berkat perbuatan anda membangun apartemen, padahal manfaat sebesar itu tidak terlintas sama sekali di benak anda, seluruh masyarakatlah yang merasakan manfaatnya. Ketika anda mengeluarkan uang, berarti andaturutandil dalam membangkitkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, meskipun hal itu tidak terlintas dalam hati anda. Sebaliknya, jika anda menahan harta, itu sama dengan anda menggalang gerakan penyusutan ekonomi dan kemiskinan di masyarakat.
Jika anda menahan harta dari fungsi dan peranannya, maka anda melakukan suatu perbuatan dosa terhadap masyarakat luas. Allah SWT tidak menginginkan masyarakat Islam menjadi miskin dan lesu akibat resesi ekonomi dan kekurangan rezeki.
Jika anda menyintai harta -biasanya seorang pecinta itu selalu bersama sesuatu yang dicintainya – anda pasti menyimpannya dan menghalanginya untuk dapat menjalankan fungsinya. Lalu kalau demikian halnya, apa yang akan terjadi di hari kiamat kelak ? Allah SWT memberitakan tentang nasib orang-orang yang menyimpan harta :
والذين يكنزون الذهب والفضة ولا ينفقونها فى السبيل الله فبشرهم بعذاب اليم, يوم يحمى عليهافى نار جهنم فتكوىبها جباههم وجنوبهم وظهورهم هذا ما كنزتم لإنفسكم فذوقواما كنتمتكنزون
(Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak membelanjakannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih. Pada hari emas dan perak itu dipanaskan di dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan kepada mereka): “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang(akibat dari) apa yang kamu simpan itu”). Qs At-Taubah: 34-35
Cinta kepada harta akan memaksa anda untuk mengejarnya dengan berbagai cara, tidak mengenal halal dan haram, antara yang baik dan yang buruk. Maka, anda mencari dan mengumpulkan harta dari ,anapun sumbernya. Itu tidak penting bagi anda salkan dapat menumpuk harta kekayaan, meskipun engan melanggar ketentuan-ketentuan Allah. Dalam ndisi seperti itu, anda berbuat aniaya dan kerusakan i muka bumi, anda tidak menghiraukan cara-cara anda dalam memperoleh harta. Ketika itulah Allah lenyapkan keberkahan harta dan menghilangkan kenikmatannya dari diri anda di dunia ini.
Sumber : Terj. Al Khoir wa Syar
karya As-Syeikh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi