Pembagian Sabar Bagian ke Tiga: Bersabar atas hal-hal yang menyakitkan
Cara yang dapat menumbuhkan kesabaran ini adalah mengenai riwaya tentang keutamaan menahan amarah, dan sabar terhadap gangguan dan memaafkan kesalahan orang lain.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Surat Asy-Syuura ayat 40 yang artinya:
“Maka Barang siapa memaafkan akan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak orang-orang yang dzalim.”
Dalam Haditsnya yang lain, beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
ينادي منادي يوم القيامة ليقم من أجره على الله فيقوم العافون عن الناس
Artinya: “Kelak dihari kiamat akan berseru seorang penyeru bangkitlah orang yang pahalanya akan ditanggung Allah, maka bangkitlah orang-orang yang suka memaafkan orang lain.”
Barangsiapa yang menekuni kesabaran ini, maka Allah SWT akan memberinya budi pekerti yang baik yang merupakan sumber segala keutamaan dan inti kesempurnaan.
Dalam hal ini. Baginda Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
لا شيىء أثقل في الميزان من حسن الخلق و إن العبد ليبلغ بحسن خلقه درجة صاحب الصلاة و الصيام
Artinya: ‘Tiada sesuatu yang lebih berat di timbangan daripada akhlak yang baik dan sesungguhnya seorang hamba dapat mencapai dengan akhlaknya derajat orang yang rajin shalat dan puasa.”
Dalam Hadits lainnya, Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
أحبكم إلي و أقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحسنكم خلقا
Artinya: ‘Orang yang paling aku cintai diantara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya kepadaku kelak dihari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.’
Mengenai hal ini, al-lmam Ibnul Mubarak ra berkata: ‘Budi pekerti yang baik adalah wajah yang selalu riang, berbuat kebaikan dan tidak berbuat kejelekan.’
al-lmam al-Ghazali ra berkata: ‘Budi pekerti yang baik adalah sifat yang tertanam dalam diri yang timbul darinya segala bentuk perbuatan yang baik dengan mudah.”
Pembagian Sabar Bagian Keempat, bersabar menahan syahwat yaitu segala perkara duniawi yang mubah yang disenangi oleh jiwa, kesabaran ini akan terwujud dengan sempurna apabila menahan diri secara batin memikirkan kesenangan itu dan tidak cenderung kepadanya, sedangkan secara dzahir dengan cara menahan diri dari mencarinya dan mengejarnya.
Adapun yang dapat menumbuhkan kesabaran ini adalah menyadari bahwa dalam mencari kesenangan dan menikmatinya termasuk perkara yang memalingkan kita dari Allah SWT dan dari beribadah kepada-Nya. Serta juga akan menjerumuskan kita dalam perkara syubhat dan haram, selain itu juga menambah gejolak dalam hati cinta terhadap materi duniawi, ingin lebih lama di dalamnya dan tenggelam dalam menikmatinya.
Mengenai hal ini, al-lmam Abu Sulaiman ad-Darani ra berkata: ‘Meninggalkan satu kesenangan lebih bermanfaat bagi hati daripada beribadah satu tahun. Barangsiapa yang tekun bersabar menahan hawa nafsu, maka Allah SWT akan memuliakannya dengan mengeluarkan dari hatinya sifat cinta dunia sehingga ia akan menjadi seorang yang berkata sebagaimana ucapan seorang ‘Arifin Billah: ‘Aku ingin menyukai sesuatu hanya untuk aku tinggalkan kesukaanku itu sehingga aku tidak menjumpai apa yang aku sukai.”
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad