Tibalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam di Quba….
Muslimin yang tinggal di daerah itu menyambut kedatangan sang Rasul. Di kota itu, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menginap selama beberapa hari di kediaman Kultsum ibn Hadam ra. Ketika berada di Quba inilah, Ali ibn Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, sampai dari Mekah setelah menyelesaikan masalah barang titipan yang diamanatkan pada dirinya.
Di Kota Quba, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mendirikan Masjid Quba. Masjid inilah yang disebut-sebut dalam firman Allah Swt., “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih,” (QS At-Tauba h [91: 108).
Setalah itu, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam melanjutkan perjalanan ke Madinah yang pada saat itu masih bernama Yatsrib. Beliau tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal sebagaimana dinyatakan oleh Al-Mas’udi.73
Bukan main hangatnya orang-orang Anshar menyambut kedatangan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Mereka beramai-ramai mengerumuni sang Rasul sambil memegangi tali kekang tunggangan beliau. Masing-masing berharap beliau sudi tinggal di rumah mereka. Melihat hal itu, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda, “Biarkan, sesungguhnya ia telah diperintah.”
Tunggangan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam itu lalu dibiarkan berjalan menyusuri lorong-lorong Kota Madinah. Akhirnya, binatang itu berhenti di sebuah tanah tempat penjemuran kurma milik dua orang anak yatim dari kalangan Bani Najjar yang terletak tepat di depan kediaman Abu Ayyub Al-Anshari.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berseru, “Disinilah aku akan menetap, jika Allah menghendaki.”
Abu Ayyub ra. muncul dan langsung menuntun tunggangan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ke kediamannya. Sesaat kemudian, anak-anak Bani Najjar pun berdatangan dengan riang gembira, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam, karena kedatangan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam yang akan menjadi tetangga mereka. Mereka bersenandung,
Kami adalah tetangga dari Bani Najjar
Wahai Muhammad, sebaik-baik tetangga
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda kepada mereka, “Apakah kalian menyukai diriku?” Mereka menjawab, “Tentu.” Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda lagi, “Allah mengetahui bahwa hatiku pun menyukai kalian.”
———
73Murawwij Adz-Dzhahab, 2/279.
Sumber : Fiqih Sirah karya Asy Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi