Diantaranya juga shalat sunnah antara Maghrib dan Isya’, jumlahnya yang paling banyak adalah dua puluh rakaat, sedangkan jumlah menengahnya adalah enam rakaat. Dalam hal ini, Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
من صلى بين العشائين عشرين ركعة بنى الله له بيتا في الجنة
Artinya: “Barangsiapa yang shalat diantara Maghrib dan Isya’ sebanyak dua puluh rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.”
Dalam hadits lainnya. Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam juga bersabda:
من صلى بعد المغرب ست ركعات لا يتكلم فيما بينهن بشيء عدلن له عبادة اثنتي عشر سنة
Artinya: ‘Barangsiapa yang shalat sunnah setelah Maghrib sebanyak enam rakaat tanpa berbicara diantara rakaat-rakaat itu, maka keenam rakaat itu menyamai pahala beribadah selama dua belas tahun.“
Termasuk disunnahkan yaitu menghidupkan antara Maghrib dan Isya’ dengan aktifitas ibadah. Adapun keutamaannya telah disebutkan dalam berbagai hadits. Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa al-lmam Ahmad bin Abi al-Hawari ra pernah meminta pendapat gurunya al-Imam Abu Sulaiman ra. “Manakah yang lebih utama. Berpuasa di siang hari atau menghidupkan antara Maghrib dan Isya’?”
Kemudian al-lmam Abu Sulaiman ra menjawab: “Gabungkanlah diantara keduanya.” Kemudian ia menjawab: “Aku tidak mampu karena jika aku sibuk dengan puasa, maka di waktu itu aku akan sibuk berbuka.” Lalu beliau berkata: “Jikalau engkau tidak mampu menggabungkan keduanya, maka tinggalkanlah puasa siang hari dan hidupkanlah antara Maghrib dan Isya.”
Mengenai hal ini, Sayyidah Aisyah ra berkata:
ما دخل رسول الله صلى الله عليه وسلم بيتي بعد العشاء الآخرة الا صلى أربعا او ستا
Artinya: ‘Tidak pernah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam masuk ke rumahku setelah Shalat Isya yang akhir melainkan beliau shalat empat rakaat atau enam rakaat.’
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
أربع ركعات بعد العشاء كمثلهن من ليلة القدر
Artinya: “Empat rakaat setelah Shalat Isya’ menyamai shalat empat rakaat di malam Lailatul Qadar.’
Hendaknya engkau menjalankan shalat malam, karena hal ini
adalah perintah Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Dalam hal ini beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
أفضل الصلاة بعد المكتوبة صلاة الليل
Artinya: ‘Shalat yang terbaik setelah shalat fardhu adalah shalat malam.’
Dalam haditsnya yang lain, Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
فضل صلاة الليل على صلاة النهار كفضل صدقة السر على العلانية
Artinya: ‘Keutamaan shalat malam di atas shalat siang seperti keutamaan sedekah secara rahasia diatas sedekah secara terang-terangan.
Telah diriwayatkan bahwa sedekah secara rahasia melebihi sedekah secara terang-terangan sebanyak tujuh puluh kali lipat, Dalam hal ini. Baginda Nabi bersabda :
عليكم بقيام الليل فانه دأب الصالحين قبلكم, ومقربة لكم إلى ربكم , ومكفرة للسيئات, ومنهاة عن الإثم ومطردة للداء عن الجسد
Artinya: ‘Jalankanlah shalat malam. Karena sesungguhnya ia adalah tuntunan orang-orang shalihin sebelum kalian, pendekat kalian kepada Tuhan kalian, penghapus dosa-dosa, pencegah dari perbuatan dosa. dan pengusir penyakit dari tubuh‘
Ketahuilah, bahwa barangsiapa yang shalat sunnah setelah Isya’ berarti ia telah bangun malam. Karena ada seorang salafunasshalihin yang wiridnya melakukan shalat di awal malam, tetapi bangun malam setelah tidur. Maka didalamnya terdapat upaya membuat setan marah, melawan hawa nafsu, dan juga mengandung rahasia yang menakjubkan itulah tahajud yang telah Allah SWT perintahkan kepada Rasul-Nya untuk melaksanakannya.
Dalam hal ini. Allah SWT berfirman:
ومن الليل فتهجد به نافلة لك
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari dirikanlah shalat tahajjud bagi kalian sebagai suatu ibadah tambahan bagimu.” (Qs. alis raa’ ayat: 79).
Dalam sebuah atsar disebutkan:
ان الله يعجب من العبد اذا قام من على فراشه وبين أهله إلى صلاته ويباهي به ملائكته ويقبل عليه بوجهه الكريم
Artinya: “Bahwa Allah bangga kepada seorang hamba yang bangun dari kasurnya dan keluarganya untuk shalat. Ketahuilah bahwa Allah SWT membanggakannya dihadapan para malaikat-Nya serta menyambutnya dengan wajah-Nya yang mulia.’
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad