Ketahuilah sebagaimana engkau wajib bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat yang khusus bagimu seperti ilmu dan kesehatan, engkau juga wajib bersyukur kepada-Nya atas kenikmatan yang umum seperti diutusnya para Rasul, diturunkannya kitab-kitab, ditinggikannya langit dan dibentangkannya bumi.
Arti bersyukur adalah kesadaran hati akan nikmat-nikmat bahwa nikmat itu berasal dari Allah SWT semata dan tidak bakal ada nikmat yang bisa ia peroleh dengan kekuatan dan usahanya saja Akan tetapi semuanya karena karunia dan rahmat Allah SWT.
Puncak bersyukur adalah engkau mentaati Allah SWT dengan menggunakan segala kenikmatan yang telah Allah berikan kepadamu. Jika engkau tidak menggunakannya untuk taat kepada-Nya, berarti engkau tidak mensyukurinya, bahkan jika engkau menggunakannya untuk bermaksiat kepada-Nya berarti engkau telah ingkar nikmat.
Jikalau yang terjadi hal demikian itu, maka kenikmatan-kenikmatan itu akan berubah menjadi siksaan. Barangsiapa yang masih memiliki kenikmatan sedangkan ia masih bermaksiat kepadanya berarti ia tergolong orang yang tertipu.
Dalam hal ini. Allah SWT berfirman:
سنستدرجهم من حيث لا يعلمون
Artinya: “Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs. al-Qalam ayat: 44).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah SWT berfirman:
إنما نملى لهم ليزدادوا إثما
Artinya: Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka.’ (Qs. Ali Imran ayat: 178).
Dalam sebuah Hadits disebutkan:
إنما نملى لهم ليزدادوا إثما ن الله يملي للظالم حتى إذا أخذه لم يفلته
Artinya: “Sesungguhnya Allah memenuhi (harta) bagi orang dzalim hingga saat Allah menghukumnya dan Allah tidak akan Melepaskannya.”
Termasuk bersyukur adalah banyak melantunkan puji kepada-Nya dan bergembira atas kenikmatan itu dari segi hal itu penyebab untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT atau ia sebagai bukti atas kasih sayang Allah SWT terhadap para hamba-Nya.
Para ulama juga menyebutkan, bahwasannya termasuk bersyukur adalah mengagungkan nikmat meskipun sedikit. Dalam sebuah Hadits qudsi disebutkan bahwa Allah SWT pernah mewahyukan kepada salah seorang Nabi-Nya: ‘Jika Aku telah mengirimkan kepadamu sebutir biji makanan, maka ketahuilah bahwa berarti Aku ingat kepadamu melalui perantara sebutir biji makanan itu. Oleh karenanya, maka bersyukurlah kepada-Ku atas nikmat tersebut.”
Ulama yang lainnya mengatakan, bahwa termasuk bersyukur adalah, menceritakan kenikmatan tanpa berlebih-lebihan sehingga timbul anggapan kebersihan dirinya kalau dalam perkara agama, atau pamer dalam perkara duniawi. Ketahuilah bahwa setiap amal perbuatan bergantung pada niatnya dan jalan yang terbaik adalah mengikuti jejak para salafunasshalihin dalam setiap keadaan. Hanya Allah SWT lah yang Maha Mengetahui apa-apa yang ada dalam hati para hamba-Nya.
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad