Hendaknya engkau memperbanyak amal shaleh, terutama di Bulan Ramadhan. Karena pahala amalan sunnah di dalamnya menyamai pahala fardhu di luar Bulan Ramadhan. Selain itu di Bulan Ramadhan dijumpai kemudahan dan semangat beramal shaleh, yang tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya.
Hal itu karena jiwa yang malas berbuat baik telah terpenjara dengan rasa lapar dan dahaga. Sedangkan setan-setan yang menghalangi kebaikan telah terbelenggu, pintu-pintu neraka telah terkunci. Sedangkan pintu-pintu surga telah terbuka dan di setiap malam ada seorang penyeru.
Yang mana seruan itu adalah datangnya dari Allah SWT: “Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah, wahai yang menginginkan kejelekan berhentilah.”
Hendaknya di bulan yang mulia ini jangan menyibukkan diri dengan selain amalan akhirat. Janganlah berkecimpung dalam urusan duniawi, kecuali apabila diperlukan. Jadikanlah kesibukanmu mencari nafkah di luar Bulan Ramadhan sebagai langkah untuk meluangkan diri beribadah di dalamnya. Bahkan apabila engkau mampu untuk tidak keluar dari masjid pada sepuluh hari terakhir kecuali untuk suatu kepentingan, maka lakukanlah.
Hendaknya engkau melakukan Shalat Tarawih setiap malam di Bulan Ramadhan. Akan tetapi telah menjadi kebiasaan dibeberapa daerah melakukannya dengan sangat singkat, bahkan terkadang hal itu menyebabkan mereka meninggalkan sebagian rukun shalat apalagi sunnah-sunnahnya.
Adapun yang dikenal dari amalan para salafunasshalihin, mereka membagi bacaan al-qur’an dari awal bulan sampai akhir dalam shalat setiap malam. Mereka membacanya sedikit demi sedikit, hingga mereka ingin menghatamkannya di malam tertentu di akhir bulan.
Jikalau engkau mampu untuk mengikuti mereka, maka sungguhlah merupakan suatu keberuntungan atau setidaknya menyempurnakan rukun shalat dan menjaga sunnah-sunnahnya.
Pandai-pandailah memantau malam lailatul qadar yang lebih baik dari malam seribu bulan. Malam tersebut adalah malam yang penuh berkah yang dibagikan didalamnya segala perkara hal bijaksana. Barangsiapa yang disingkap untuknya malam itu. maka ia akan melihat cahaya yang sangat terang, pintu-pintu langit terbuka.para malaikat naik turun dan mungkin ia melihat setiap benda bersujud kejiada Allah SWT yang menciptakannya.
Kebanyakan para ulama berrsepakat, bahwa ia jatuh pada sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil. Sebagian ‘Arifin Billah telah disingkap untuknya malam itu jatuh pada malam tujuhbelas, pendapat ini juga diikuti oleh Sayyidina al-Imam Hasan al-Basri ra.
Ada sebagian ulama berkata: ‘Sesungguhnya ia jatuh pada malam pertama di Bulan Ramadhan” Ada sebagian ulama lagi berpendapat bahwa ia tidak jatuh pada malam tertentu, tetapi berpindah-pindah di malam-malam bulan Ramadhan. Mereka mengatakan rahasianya adalah, agar seorang mukmin setiap malam Bulan Ramadhan mereka benar-benar giat beribadah kepada Allah SWT berharap bertepatan dengan malam itu yang dirahasiakan atasnya.
Hendaknya engkau segera berbuka saat meyakini matahari telah terbenam dan mengakhirkan sahur selama engkau tidak khawatir jatuh dalam keraguan. Hendaknya engkau memberi buka bagi orang-orang berpuasa, meskipun beberapa buah kurma atau seteguk air.
Karena orang yang memberi buka bagi orang yang sedang berpuasa, maka ia akan mendapat pahala seperti pahala orang itu tanpa dikurangi sedikit pun. Berusahalah agar engkau tidak berbuka atau memberi buka orang lain kecuali makanan yang halal.
Hendaknya engkau sedikit makan dan makan apa yang ada selama itu halal tanpa mengandalkan makanan yang lezat. Karena inti dari puasa adalah mematahkan hawa nafsu, sedangkan makan berlebihan atau mengutamakan makan yang lezat tidak membantu mematahkan hawa nafsu, malahan justru memperkuat dan membangkitkannya.
Hendaknya engkau berpuasa di hari-hari yang dianjurklan oleh syariat untuk berpuasa di dalamnya. Diantaranya seperti Hari ‘Arafah selain orang yang haji. Hari ‘Asyura, Tasuah. Kemudian enam hari di Bulan Syawal, dan mulailah di hari kedua setelah hari raya karena hal itu sangat berperan dalam mengendalikan hawa nafsu.
Hendaknya engkau berpuasa tiga hari setiap bulannya, karena hal itu menyamai puasa sepanjang masa. Apabila engkau memilihnya pada Ayyamul Baidh, yaitu tanggal 13,14,15. Maka itu lebih baik karena Baginda Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak pernah meninggalkannya, baik dalam kota maupun saat bepergian.
Hendaknya engkau memperbanyak puasa sunnah, terutama di waktu-waktu yang memiliki keutamaan besar. Diantaranya seperti bulan haram dan hari-hari mulia, seperti Hari Senin dan Hari Kamis. Ketahuilah bahwa puasa adalah inti dari pelatihan dan dasar utama dari pengendalian jiwa. Telah disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa puasa adalah separuh kesabaran.
Dalam sebuah Hadits qudsi disebutkan:
كل عمل ابن آدم يضاعف له الحسنة بعشر امثالها إلى سبعمائة ضعف قال الله تعالى : إلا الصيام فانه لي وانا أجزي به يدع شهوته وطعامه وشرابه من اجلي
Artinya: “Setiap amal perbuatan anak Adam akan dilipat gandakan kebaikannya menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Allah berkata: Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberi imbalannya. Karena hamba tersebut telah meninggalkan keinginannnya, serta menahan makan dan minumnya karena-Ku.”
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه
Artinya: “Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan. Kegembiraan yang pertama ketika berbuka dan kegembiraan kedua ketika ia kelak menghadap Tuhannya”.
Dalam Haditsnya yang lain. Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
ولخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك
Artinya: “makanan yang ada di mulut orang berpuasa lebih harum disisi Allah daripada bau misik”.
Hanya firman Allah SWT lah yang Maha Benar dan Dia-lah yang memberikan petunjuk berupa jalan yang lurus bagi para hamba-Nya.
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad