Ketahuilah bahwa arti tawakkal adalah kesadaran hati bahwa segala perkara berada di tangan Allah SWT yang bermanfaat maupun yang berbahaya, yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.
Dan andaikan saja seluruh makhluk berkumpul untuk memberinya suatu manfaat, maka mereka tidak akan mampu memberinya manfaat, kecuali yang telah Allah SWT tetapkan baginya atau ingin mencelakakannya dengan sesuatu, maka mereka tidak akan mampu mencelakakannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah SWT tetapkan baginya.
Untuk sahnya bertawakkal disyaratkan janganlah engkau menjadikannya alasan untuk bermaksiat kepada Allah SWT. Jauhilah apa saja yang dilarang oleh Allah SWT dan lakukanlah segala perintah-Nya sambil pasrah diri kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya dan menyerahkan segalanya kepada-Nya.
Tidaklah membuat tawakkalmu tercela, apabila engkau memasuki sebagian urusan duniawi selama engkau bersandar kepada Allah SWT. Memang, orang yang benar-benar tawakkal sangat jarang sekali ia memasuki sebagian urusan duniawi.
Adapun melepas diri darinya secara keseluruhan bukanlah suatu perbuatan yang terpuji kecuali bagi orang yang selalu beribadah kepada Allah SWT. Hatinya suci dari menoleh kepada sipapun yang selain Allah SWT dan ia tidak menyia-nyiakan orang-orang yang wajib ia nafkahi karenanya.Dalam hal ini. Baginda Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
كفى بالمرء إثما أن يضيع من يعول
Artinya: “Sudah cukup menjadi dosa bagi seseorang ia menyia-nyiakan orang-orang yang berada dalam tanggung jawabnya.”
Ketahuilah bahwa menyimpan uang dan berobat dari penyakit keduanya tidak membuat cacat dasar utama tawakkal orang yang meyakini bahwa yang memberi kekayaan, yang memberi manfaat dan malapetaka hanyalah Allah SWT semata.
Bahkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyimpan uang untuk keluarganya sebagai penjelasan diperbolehkannya hal itu adapun untuk beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sendiri tidak pernah menyimpan sesuatu apapun sampai esok hari bahkan terkadang ada orang lain yang menyimpan sesuatu untuk diri beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam lalu beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam melarangnya dikala beliau mengetahuinya.
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad