Pada suatu hari, ketika sekelompok orang dari Bani Madlaj berkumpul, hadirlah seorang laki-laki bernama Suraqah ibn Ja’tsam. Seseorang berkata di hadapan majelis itu, “Sesungguhnya aku Baru saja melihat titik hitam di dekat pesisir yang sepertinya adalah Muhammad dan temannya.” Mendengar itu, Suraqah pun langsung menyadari bahwa titik hitam yang dilihat orang tersebut memang Muhammad dan Abu Bakar. Akan tetapi, agar semua yang hadir di sana enggan melakukan pengejaran, Suraqah berkata, “Sebenarnya yang kau lihat itu adalah si Fulan dan si Fulan. Kami tahu, mereka pergi untuk mencari barang mereka yang hilang.” Setelah berkata demikian, Suraqah pun duduk sejenak di tengah majelis, kemudian pergi meninggalkan tempat itu dengan mengendarai kuda.
Singkat cerita, akhirnya Suraqah berhasil mendekati Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan Abu Bakar ra. Akan tetapi, ketika Suraqah hampir sampai di tempat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, tiba-tiba kaki kuda yang dikendarainya tersandung Suraqah terpelanting. Ia pun segera naik lagi ke punggung kudanya untuk melanjutkan pengejaran.
Suraqah melesat dengan kudanya. Akhirnya, ia berhasil mendekati Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Bahkan, karena sedemikian dekat, Suraqah dapat mendengar bacaan yang dirapalkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam yang tidak sedikit pun menoleh ke arahnya. Tidak seperti Abu Bakar ra. yang berkali-kali menoleh ke arah Suraqah karena khawatir si musyrik itu berhasil menangkap mereka.
Tiba-tiba, ketika Suraqah memacu keras lari kudanya mengejar Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan Abu Bakar ra., mendadak kedua kaki kudanya terperosok ke dalam pasir hingga sebatas lutut. Tubuh Suraqah kembali terpelanting untuk kedua kali. Suraqah segera bangkit dan berusaha mengeluarkan kedua kaki kudanya. Sebelum berhasil, tiba-tiba ia melihat kepulan debu dari arah yang dituju Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Debu-debu itu membumbung tinggi seperti mega yang berarak. Seketika itu juga, Suraqah menyadari bahwa ia takkan mungkin dapat menangkap Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan Abu Bakar ra. Bukan main takutnya Suraqah pada saat itu karena ia tahu, kepulan debu yang dilihatnya itu adalah pasukan yang akan menjemput Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Oleh karena itulah, Suraqah segera memohon ampun.
Singkat cerita, setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan para sahabat berhenti, Suraqah segera menghampiri mereka. Di hadapan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, Suraqah sekali lagi menyatakan permintaan maafnya sambil menawarkan beberapa barang bawaan dan bekal yang ia bawa kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam Rasulullah dan Abu Bakar berkata, “Kami tidak membutuhkan itu. Lebih baik kau rahasiakan saja berita tentang kami dari khalayak.”
Suraqah menjawab, “Akan kupenuhi permintaan kalian itu.”72
Suraqah pun kembali ke Mekah. Ia menghalangi dan memalingkan orang-orang musyrik dari mengejar Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan para sahabat.
Demikianlah, pagi hari Suraqah berangkat untuk mengejar dan membunuh Rasulullah dan Abu Bakar, tetapi pada petang hari ia kembali pulang dan berusaha melindungi mereka.
——–
72Hadits Muttafaq ‘alaih dengan lafal menurut riwayat Imam Al-Bukhari, 4/225-226.
Sumber : Fiqih Sirah karya Asy Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi