Singkat cerita, para pengejar itu pun akhirnya tiba di dekat Gua Tsaur. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, dan Abu Bakar ra. yang berada di dalam gua dapat mendengar jejak-jejak kaki para pengejar itu. Bukan main takutnya Abu Bakar ra. pada saat itu. Sahabat Rasul itu segera mendekati Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, seraya berbisik pelan, “Kalau saja salah seorang di antara mereka melihat ke bawah kakinya, pasti ia dapat melihat kita. ”Mendengar itu, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda, “Wahai Abu Bakar, apa yang kau bayangkan terhadap dua orang, sementara yang ketiga dari mereka adalah Allah?” (HR Muttafaq ‘alaih).
Allah butakan mata semua orang-orang musyrik sehingga tak satu pun yang melihat ke dalam gua. Bahkan, tidak sedikit pun tebersit di dalam hati mereka keinginan untuk mencari tahu, ada apa sebenarnya di dalam gua yang mereka datangi.
Singkat cerita, setelah yakin para pengejar itu telah pergi, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan Abu Bakar ra. keluar dari Gua Tsaur. Mereka didampingi seseorang yang bernama Abdullah ibn Arqath. Abdullah ibn Arqath adalah seorang musyrik Mekah yang disewa untuk menjadi penunjuk jalan bagi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan Abu Bakar ra, agar dapat melanjutkan perjalanan menuju Madinah melalui jalur rahasia yang tidak biasa dilewati para musafir. Di bawah arahan Abdullah ibn Arqath, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan Abu Bakar ra. kemudian bergerak menuju Madinah lewat jalur pesisir.
Sementara itu, kaum musyrikin Mekah mengeluarkan maklumat bahwa siapa pun yang berhasil menemukan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan Abu Bakar ra. akan mendapatkan uang tebusan bagi masing-masing mereka berdua.
Sumber : Fiqih Sirah karya Asy Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi