Hendaknya engkau mencintai karena Allah SWT dan membenci karena Allah SWT. Karena hal ini termasuk penguat tali keimanan bagi kalian. Dalam hal ini. Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
أفضل الأعمال الحب في الله والبغض في الله تعالى
Artinya: “Sebaik-baik amal perbuatan adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah SWT”.
Jika engkau mencintai seorang hamba yang taat kepada Allah SWT karena ketaatannya atau engkau membenci seseorang yang bermaksiat kepada Allah SWT karena kemaksiatannnya tanpa ada tujuan yang lain, maka berarti engkau termasuk orang yang cinta karena Allah SWT dan benci karena Allah SWT.
Jika engkau tidak mendapatkan dalam dirimu kecintaan kepada orang-orang yang baik karena kebaikan mereka dan membenci orang-orang yang jahat karena kejahatan mereka, maka ketahuilah berarti engkau lemah iman.
Hendaknya engkau bersahabat dengan orang-orang yang baik dan menjauhi orang-orang yang jahat, duduk bersama orang-orang yang shaleh dan menjauhi orang-orang yang dzalim.
Dalam hal ini. Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
Artinya: “Seseorang tergantung pada agama (prinsip) kawannya hendaknya seorang dari kalian memandang dengan siapa ia berkawan”.
Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
الجليس الصالح خير من الوحدة, والوحدة خير من الجليس السوء
Artinya: “Teman duduk yang shaleh lebih baik daripada menyendiri dan menyendiri lebih baik daripada teman bergaul yang buruk.”
Ketahuilah bahwa terkumpul dan duduk dengan orang-orang yang baik akan menimbulkan cinta kebaikan didalam hati dan membantu untuk melakukannya. Sebagaimana terkumpul dan duduk dengan orang-orang yang jahat juga menimbulkan cinta kemaksiatan dalam hati dan senang melakukannya.
Selain itu orang yang bergaul dengan suatu kelompok sudah pasti ia mencintai mereka baik mereka orang-orang yang baik atau orang-orang yang jahat seseorang akan selalu bersama orang ia senangi baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Hendaknya engkau menyayangi para hamba Allah SWT dan mengasihi para makhluk Allah SWT. Jadilah engkau sebagai orang yang pengasih, penyayang, mudah tergaul dan tidak kaku. hindarilah sikap kasar, keras atau bertutur kata yang buruk. Dalam hal ini. Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
إنما يرحم الله من عباده الرحماء ومن لا يرحم لا يرحم
Artinya: “Sesungguhnya Allah akan merahmati dari kalangan hamba-hamba-Nya orang-orang yang penyayang dan barangsiapa yang tidak memiliki kasih sayang ia tidak akan disayang”.
Dalam Haditsnya yang lain. Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
المؤمن ألوف مألوف ولا خير فيمن لا يألف ولا يؤلف
Artinya: “Seorang mukmin adalah yang ramah tamah dan akrab, tidak ada kebaikan pada orang yang tidak ramah bergaul dan tidak akrab”.
Hendaknya engkau mengajari orang-orang yang bodoh, membimbing orang-orang yang tersesat, mengingatkan orang-orang yang lalai. Jangan sampai engkau meninggalkan hal itu dengan anggapan bahwa yang pantas mengajar dan menasehati adalah orang yang telah mengamalkan ilmunya saja.
Sedangkan aku tidak demikian atau aku bukan seorang membimbing karena hal ini adalah sifat orang-orang yang besar anggapan ini termasuk tipu daya setan karena mengajar dan menasehati termasuk mengamalkan ilmu. Sedangkan mereka orang-orang yang besar tidak menjadi seperti itu kecuali berkat karunia Allah SWT, keteguhan mereka mentaati-Nya dan bimbingan mereka kepada para hamba Allah SWT ke jalan Allah SWT.
Jika engkau bukan orang yang pantas, maka tiada jalan bagimu kecuali melakukan kebaikan dan menyeru kepadanya. Justru yang tercela adalah mengaku dan mengajak pada jalan yang tidak benar.
Hendaknya engkau menghibur hati orang-orang yang susah, berlemah lembut terhadap orang-orang yang lemah dan miskin, membantu orang-orang yang tidak punya, memberi kemudahan bagi orang-orang yang kesulitan, memberi pinjaman bagi orang yang meminjamnya.
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad