Ceramah Syei ridwan Al Amri di majelis gabungan malam minggu 6 desember 2014 Musholla al Ishlah Universitas Binawan
Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Perkumpulan majelis yang dilaksanakan rutin setiap minggu bertujuan untuk menyebarkan ajaran junjungan Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaiahi wa ‘aalihi Washahbihi Wasallam. Yang kedua, untuk memeperkenalkan siapa gerangan junjungan kita, yaitu Sayyiduna Muhammad. Kemudian untuk menanamkan dan melahirkan kecintaan di dalam sanubari kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melebihi kecintaan kita kepada harta, anak-anak kita, isteri kita, bahkan diri kita sendiri. Karena Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa ‘aalihi Washahbihi Wasallam lebih mencintai kita, lebih merahmati dan menyayangi kita dari pada orang tua kita sendiri. Maka sudah sepantasnya kita menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa ‘aalihi Washahbihi Wasallam seorang yang lebih kita cintai dari apapun yang kita miliki.
Tujuan dilakukannya pembacaan Maulid adalah selain menanamkan dan melahirkan kecintaan, juga untuk melatih diri kita mencoba khaliilan faqaliilan, sedikit demi sedikit untuk mutaba’ah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Syartul mahabba wal mutaba’ah, syarat seseorang dikatakan cinta, apabila mengikuti orang yang dicintainya. Wa amma al-mahabbah sam ratul ma’rifah, kecintaan buah daripada pengenalan. Setelah kita kenal kepada Baginda Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dengan kita baca sirah-nya. Sirah adalah sejarah, biografi Rasulullah Shallalu ‘Alaihi Wasallam. Tidak ada satu orang makhluk pun di muka bumi dan di langit yang lebih mulia dan lebih hebat dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa ‘aalihi Washahbihi Wasallam. Wama fil bariiyatin mahmudun illa wahuwa mutalaqqan an zainil wujud, tidak ada sesuatu yang terpuji, yang mulia di muka bumi ini kecuali sumbernya dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Waqulluhum min rasulillah multamizun gharfan minal bahri au rasyban minaddhiyami, semuanya mengambil dari samudera lautan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi washahbihi Wasallam, hanya tergantung diri mereka masing-masing memilih untuk mengambil sedikit atau banyak. Bergantung dari kadar pengenalan dan kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa ‘aalihi Washahbihi Wasallam. Namun semua itu sudah pasti mengandung keagungan Allah Subhanahu Wata’ala. Maka dari itu, mutaba’ah kepada baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sehingga dikatakan bissirah tushaffi sarirah dengan membacakan sirah atau menelaah dan mempelajari tentang sirah akan membersihkan jiwa kita.
Menyebut nama nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi washahbihi wasallam yudawil ‘aliila, kata Alhabib Umar saat beliau di Syihr (Yaman), banyak orang-orang yang mubtadi’ah, yaitu orang yang tidak cinta kepada mauled, bahkan memusuhi orang yang membaca Maulid. Beliau mengarang suatu Syi’ir yang di dalamnya menjawab tentang dalil-dalil, ucapan-ucapan mereka atau kerisauan mereka, kegelisahan mereka, serta tentang perayaan Maulid Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Yaitu dengan syi’ir atau qashidah yang panjang dan dimulai dengan kalimat Dzikru khairil waraa’ yudawil ‘aliila wayunirul fu’ada yahdissabila. Menyebut nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam akan mengobati hati.
Pembacaan Maulid yang diadakan dimana saja, menceritakan tentang Biografi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi washahbihi wasallam. Segala ilmu yang ada di muka bumi sumbernya dari sirah. Diantaranya adalah ilmu tauhid, ilmu tafsir, Ilmu hadist, tata cara mengerjakan ibadah haji.
Maka dikatakan: “Man ahya sunnati faqab ahabbani waman ahabbani kana mu’min fil jannah”. “Barangsiapa yang menghidupkan sunnah ku, maka sungguh ia telah cinta kepadaku”, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam. “Dan barangsiapa yang telah cinta kepada Rasulullah, maka kelak di syurga bersama junjungan Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa alihi washahbihi wasallam”.
Di dalam Maulid selalu dimulai dengan Ya Rabbi Shalli ‘ala Muhammad, artinya Ya Allah limpahkan Shalawat dan RahmatMU kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Karena dikatakan bahwasanya, Afdhalu asma’ihi shallallahu ‘alaihi wasallam wa sayyiduna Muhammad, paling afdhol nama dari nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam adalah ‘ismu Muhammad. Nama Nabi Muhammad.
Allah Subhanahu Wata’ala telah menciptakan nama Muhammad Qabla ‘an yahluqa khalaq bi alfi ‘ai ‘an, Allah Subhanahu Wata’ telah menciptakan nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam sebelum Allah menciptakan makhluk, yaitu Arsy, Lauhul, Qalam, As-Sama’ wal ardh, al-Jannah, wannaar dan segalanya yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Alam nasrah laka sad rak wawadha’na anka wizrak alaldzi ankadha dahrak warafa’na laka dzikrak, Allah yang mengangkat kedudukan Nabi Muhammad. Artinya, warafa’na laka dzikrak, tidak disebut nama Allah kecuali di sampingNya nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa alihi washahbihi wasallam. Bahkan, ada Malaikat khusus yang tugasnya keliling masuk ke rumah-rumah yang di dalamnya terdaat orang yang bernama MUHAMMAD atau AHMAD.
Shalawat yang kita baca adalah penyambung ruhaniyat kita dengan ruhaniyat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Alhabib Ali bin Muhammad Alhabsyi,mengatakan, “Shalatan yaktashilu biiha ruuhul mushalli ‘alaihi bihi”, shalawat yang menyambungkan ruh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan : “Agrabukum minni manzilan yaumal qiyamah aumajlisan yaumal qiyamah aulakum bi yaumal qiyamah aksarukum ‘alaiyyassholah“.
Jika kita ingin dekat dengan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka banyak bershalawatlah kepada Nabi Muhammad. Dikisahkan dari sahabat Nabi yang bernama Ubay Bin Ka’ab, beliau berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, aku banyak bershalawat kepadamu, berarti berapa banyak?”. Rasulullah berkata, “Maasyid, terserah engkau”. Sahabatpun berkata, “sepertiga(1/3) dari waktuku aku pakai buat bershalawat kepadamu”. Rasulullah menjawab, “Maasyid wain zitta wahuwa khairullak, jika engkau ingin tambah lebih baik lebih bagus”. Dan sahabat bertanya lagi, “nisyib ya Rasulallah, setengah(1/2) daripada waktuku”, kata Rasulullah, ”Maasyid wain zitta wahuwa khairullak, terserah jika engkau ingin menambah itu lebih baik buat engkau”. Sampai akhirnya sahabat pun berkata, “Kalau begitu, semua waktuku aku jadikan buat bershalawat kepadamu ya Rasulallah”. Rasulullah berkata, “idzan yaufal dzanbuk wayu’fa dzammu, Semua dosa-dosamu diampuni oleh Allah dan segala kerisauanmu akan diberikan solusi dan jalan keluar oleh Allah Subhanahu Wata’ala”.
Alhabib Ali khala’ Qasam, itu beliau yang membangun Masjid Ba’alawi yang ada di Tarim. Beliau punya keistimewaan yang Allah berikan kepada beliau, setiap Beliau sholat mengucapkan “Assalamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh sami’arrad minannabi muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”, mendengar langsung jawaban salam dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Bahkan jawaban salamnya adalah “Wa’alaikassalam Ya Syeikh, Wa’alaikassalam Ya Syeikh”.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata’ala memperkuat ikatan bathin kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, menebalkan kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Sehingga kita mengidolakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, dan kita menanamkan kecintaan ini kepada anak-anak kita keluarga kita, isteri kita, agar mereka mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Dengan cara mengenalkan kepada mereka tentang siapa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Rabbana atina fiddunia hasanah wafil akhirati hasanah waqiina adzabannar.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata’ala mengabulkan segala amal ibadah kita, menghapuskan dosa-dosa kita yang kecil maupun yang besar, yang disengaja maupun tidak disengaja, diampuni oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Begitu juga dosa kedua orang tua kita, kakek kita, nenek kita, semua diampuni oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Anak-anak kita diampuni oleh Allah Subhanahu Wata’ala, tetangga kita, seluruh ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam mendapatkan Rahmat dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam, mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu Wata’ala, mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu Wata’ala, dan kelak nanti di padang Mahsyar kita dikumpulkan bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam.