Sampai pada firman Allah SWT:
وءاخر دعواهم ان الحمدلله رب العالمين
Artinya: “Dan penutup do’a mereka ialah ‘Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin.” (Qs.Yunus ayat 10).
Hasilnya akan timbul di dalam dirimu kecintaan kepada orang-orang yang berbahagia dan dengan sendirinya dirimu akan terdorong untuk mengikuti jejak mereka, beramal seperti mereka, mencontoh budi pekerti mereka. Serta juga benci kepada orang-orang yang celaka dan dirimu akan terdorong untuk menjauhi perbuatan dan kepribadian mereka.
Jika kita terus-menerus mengikuti aliran pikiran ini, maka kita akan keluar dari tujuan utama kita yaitu mempersingkat pembahasan. Dan apa yang telah kami sebutkan ini sudah cukup bagi orang yang berakal. Hendaknya engkau menghadirkan pada setiap jenis renungan ini ayat-ayat dan hadits yang sesuai dengannya, dan kami telah menyebutkan ayat-ayat yang sesuai dengan setiap jenis pemikiran.
Janganlah engkau berpikir tentang Dzat Allah SWT dan sifat-sitat-Nya dari segi pencarian bentuk atau mencoba melogikakan caranya, karena tidak sedikit seseorang yang tertarik atau gemar memikirkan hal ini, melainkan ia pasti tenggelam dalam lembah Atheis atau menyerupakan Allah SWT
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
تفكروا في ايات الله ولا تتفكروا في ذات الله فإنكم لن تقدروه حق قدره
Artinya: “Berfikirlah tentang tanda-tanda kekuasaan Allah dan janganlah engkau berfikir tentang Dzat Allah Karena sesungguhnya kalian tidak akan mampu memahami-Nya dengan sebenar-benarnya pemahaman.“
Sampai disinilah tujuan kami menerangkan sebagian adab dari tugas ini, sesungguhnya tujuan dan hakekat dari wirid adalah hati selalu hadir bersama Allah SWT didalamnya. Maka jalankanlah dengan sungguh-sungguh, karena engkau tidak akan mencapainya selama engkau tidak menempuh jalannya, yaitu mengerjakan segenap aktifitas ibadah dengan upaya menghadirkan hati kepada Allah SWT.
Jikalau engkau tekun melakukannya, maka engkau akan diliputi oleh cahaya kedekatan kepada Allah SWT dan akan tercurah padamu ilmu-ilmu ma’rifat, dan saat itulah hatimu akan terfokus kepada Allah SWT secara keseluruhan. Sesungguhnya kekhusyu’an hati kepada Allah SWT akan menjadi suatu tabi’at dan sifat yang kuat. Sehingga pada akhirnya engkau akan memaksakan diri untuk menghadirkan kesadaranmu bersama orang-orang kala hal itu dibutuhkan.
Bahkan bisa jadi engkau tidak mampu menghadirkannya, dari keadaan inilah timbulah fana dan tenggelamnya kesadaran dari apapun selain Allah SWT juga hal-hal lain yang dirasakan oleh ahlillah. Dan inti dari itu semua adalah ketekunan menjalankan aktifitas ibadah disertai dengan upaya untuk hadir bersama Allah SWT di dalamnya.
Hati-hati engkau tidak mengerjakan salah satu wirid hanya karena takut engkau tidak bisa menekuninya. Karena sesungguhnya hal itu adalah suatu kebodohan. Hendaknya engkau tidak beramal di setiap waktu hanya tergantung terhadap semangat atau kesempatan.
tetapi seharusnya engkau menentukan sesuatu yang bisa engkau tambah dikala bersemangat dan tidak engkau kurangi dikala engkau sedang malas.
Ketahuilah, bahwa bersegera dalam perkara kebaikan dan tekun menjalankan ibadah adalah jejak para nabi dan wali sejak permulaan mereka sampai akhir usia mereka. Karena mereka adalah makhluk yang paling mengenal Allah SWT, dan sudah pasti mereka adalah yang paling tekun beribadah, paling taat dan paling takut kepada Allah SWT.
Karena seorang hamba akan tekun beribadah kepada Tuhannya sesuai dengan kadar cintanya kepada Tuhannya. Jadi cinta seseorang tergantung pada pengetahuannya. Setiap kali seorang hamba lebih mengenal Allah SWT pasti ia akan lebih mencintai-Nya dan lebih banyak ibadahnya.
Seandainya engkau tidak mampu menjalankan wirid-wirid dan menekuni berbagai aktifitas ibadah karena engkau sibuk mengumpulkan materi duniawi dan mengikuti hawa natsu. Maka berusahalah untuk menjadikan waktu tertentu di pagi hari dan dipenghujung hari untuk engkau gunakan bertasbih, beristighfar, dan berbagai macam ibadah lainnya.
Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan:
ابن آدم اجعل لي ساعة من اول نهارك وساعة في آخره اكفيك مابين ذلك
Artinya: “Wahai anak Adam, luangkanlah untuk-Ku satu waktu di pagi hari dan satu waktu di penghujung hari, niscaya Aku akan mencukupi mu diantara keduanya.”
Telah diriwayatkan, bahwa buku catatan seorang hamba tatkala dilaporkan kepada Allah SWT disetiap penghujung hari. Jika dipermulaan dan diujungnya ada satu kebaikan, maka Allah SWT akan berkata kepada para malaikat pencatat amal tersebut: “Hapuskanlah kesalahan yang terjadi diantara kedua waktu itu.” Hal ini tak lain adalah karunia Allah SWT bagi kita dan seluruh umat manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur.
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad