Pertanyaan:
Ada yang berpendapat bahwa sesuatu akan diketahui dengan mengetahui yang bertentangan. Warna hitam diperlukan untuk mengenal warna putih, yang pahit diperlukan untuk mengerti yang manis. Yang buruk diperlukan untuk mengenal yang indah dan cantik.
Apakah kejahatan diperlukan untuk menghidupkan kebaikan?
Jawab:
Adanya kejahatan merupakan pendorong bagi manusia ke arah kebaikan karena itulah kejahatan harus ada tetapi ada untuk menopang kelangsungan kebaikan.
Umat Islam sering kali tidak mengindahkan agama disebabkan rasa malas atau lalai (lengah). Tetapi bila suatu saat agama mengalami penindasan, semangat dan cinta Islam akan bangkit dan orang tidak akan segan membela kehormatan agamanya.
Seolah-olah ada seruan, “Di sini terdapat kejahatan, berusahalah menentangnya dan melawannya.”
Perbuatan iblis melawan Allah menggugah manusia mengenal Allah. Adanya kaum sekuler dan ateis menolong orang mempelajari dan menekuni ilmu agama. Kalau tidak ada orang jahat, tidak akan ada orang yang baik.
Kalau kesesatan tidak memuncak tidak akan ada Nabi dan Rasul yang diutus.
Para nabi dan rasul diutus untuk menumpas kekuasaan raja-raja dan penguasa yang sesat dan zalim yang menyeret umatnya ke lembah kehancuran. Golongan semacam itu hidup dalam kemewahan yang berlebih-lebihan, dan membiarkan rakyat banyak menderita dan sengsara.
Firman Allah:
…..واتبع الذين ظلموا ماأترفوا فيه وكانو مجرمين(116
“Dan Kami tidak mengutus pada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, ‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.'” (Saba’: 34)
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab Karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi