Pertanyaan:
Ada beberapa dai mengaku dirinya memiliki akidah kuat yang tidak bisa digoyahkan. Pertimbangan apa yang bisa dipakai untuk menilai bahwa dai itu betul-betul berakidah kuat atau palsu?
Jawab:
Umat Islam generasi pertama sukses karena memiliki akidah kuat yang tidak bisa digoyahkan karena keimanan yang sangat kuat telah menghunjam ke dalam hati mereka, yang mempunyai semboyan menang atau mati syahid. Seorang sahabat Nabi yang bernama Khabib pernah ditawan kaum Quraisy. Dia dibawa ke Mekah dan disiksa sehingga menemui ajal. Sebelumnya dia ditanya,
“Apakah kamu lebih suka kalau Muhammad di sini sebagai penggantimu dan engkau di rumah bersama keluargamu?”
Jika dia menjawab “Ya” mungkin dia akan selamat, tetapi kekuatan iman dan kecintaannya yang dalam kepada Rasulullah dan risalahnya yang agung, mendorong dia untuk menjawab, “Demi Allah, saya tidak suka berada di tengah-tengah keluargaku sedang Muhammad di rumahnya terkena duri.”
Juga di masa Rasulullah pernah seseorang yang telah berbuat dosa meskipun tidak diketahui oleh siapa pun kecualiAllah datang ke masjid dan mengikat dirinya di sebuah tiang dan tidak membukanya sebelum diampuni Allah sampai kemudian Rasul membuka ikatannya Ada juga yang minta dihukum karena sudah berbuat dosa, meskipun Nabi sudah melarangnya untuk membuka aibnya kepada orang lain, tetapi dia tetap minta dihukum, sehingga hukuman pun dijalankan terhadap dirinya. Kini apa yang terjadi pada para dai dewasa ini?
Hanya pengaruh perorangan. Bila seorang dai sudah tercemar namanya, pengikutnya akan menjauhinya. Janganlah kita menilai seorang dai dengan melihat banyaknya pengikut atau penggemarnya. Dan jangan pula tertipu oleh gaya atau cara dan penampilan seorang dai serta kefasihan lidah dan kemahirannya berkhotbah. Penilaian sesungguhnya ialah dengan melihat sikap sang dai itu menghadapi kezaliman, melawan kebatilan, dan penindasan.
Apabila iman dan akidah sudah kuat dan sempurna dalam hati mereka, tentu mereka akan berjuang dengan segala daya dan kemampuan untuk memeranginya Ada di antara para dai yang selalu berdakwah, tetapi tidak mendapat taufik dan pertolongan Allah. Apa sebabnya? Karena mereka belum sepenuhnya berdakwah dengan mengerahkan hatinya kepada Allah dan untuk keridhaan-Nya.
Sebenarnya kunci pendekatan dengan Allah berada di tangan setiap orang. Bila kita mendekat pada-Nya satu depa, Allah akan mendekat satu hasta. Bila kita mendekat satu hasta, Allah akan mendekat satu lengan.
Jika para dai itu bekerja dengan ikhlas dan mengabdi semata-mata hanya karena Allah, pasti mereka akan memperoleh pertolongan dan ridha Allah.
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab Karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi