Ketika Allah SWT telah menyerahkan pengelolaan bumi kepada manusia, maka Dia menundukkan segala macam makhluk yang ada di dunia ini untuk melayaninya dan bekerja untuk membantunya. Jenis makhluk di dunia ini ada empat tingkatan: (a). Benda mati (b).Tumbuh-tumbuhan c.Binatang d.Manusia.
Benda mati, tidak punya perasaan (feeling) dan gerakan. Itulah tampang dari luarnya, la berakhir pada pertumbuhan fisik yang merupakan tingkatan pertama bagi jenis tumbuh-tumbuhan.
Tentang tumbuh-tumbuhan, kita dapat lihat batu karang merah (merjan) di laut mengalami pertumbuhan sebagai ciri khasnya dalam bentuk primitif yang merupakan tingkatan pertama karakteristik pada tumbuh-tumbuhan. Rumpun tumbuh-tumbuhan memiliki ciri khas tumbuh dan bernafas dan yang serupa. Tetapi ia tidak memiliki insting dan gerakan yang merupakan tingkatan pertama bagi rumpun binatang. Oleh sebab itu, kita lihat ada beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang bila kita menyentuhnya, spontan bergerak seperti apa yang mereka istilahkan dengan “putri malu” atau tumbuh-tumbuhan lainnya di hutan khatulistiwa yang bila kita menyentuhnya, spontanitas dahan-dahannya bergerak.
Karakteristik binatang adalah mulai tingkatan bergerak dan punya perasaan (feeling) dan berakhir pada akal. Oleh karena itu, setinggi-tinggi rumpun binatang ialah binatangyang punya pemikiran primitif yang memungkinnya memperagakan beberapa gerakan seperti yang dilakukan monyet.
Adapun manusia, maka awal tingkatannya adalah akal. Maka, dengan akal manusia berbeda dengan makhluk-makhluk lain ciptaan Allah. Akallah yang membuat manusia maju. Setiap generasi manusia pasti menampung peradaban dari generasi sebelumnya, lalu mereka manambahkannya dengan peradaban baru untuk diwariskannya kepada generasi penerus sesudahnya.
Begitulah seterusnya, semakin maju zamannya semakin terwujud pencapaian-pencapain manusia secara lebih cepat. Maka dengan silih bergantinya generasi, dari generasi sebelumnya ke genarsi sesudahnya, kita akhirnya mempunyai warisan peradaban yang amat besar untuk kita bangun di atasnya suatu kemajuan bagi kita.
Allah SWT meletakkan dasar-dasar keindahan di alam raya ini, yaitu dasar-dasar yang mutlak diperlukan untuk tegaknya kehidupan. Di antara dasar-dasar itu ialah bahwa kehidupan ini tidak akan lurus kecuali bila manusia hanya makan dari hasil jerih payah pekerjaannya sendiri. Rasul Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
ما أكل أحد طعاما قط خيرا من أن يأكل من عمل يده,وأنَ نبي الله داود كان يأكل من عمل يده
[ Tidak ada seoangpun memakan makanan yang lebih baik dari pada memakan makanan hasil dari usaha tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Dawud adalah memakan makanan dari hasil tangannya sendiri).
Islam melarang memberikan upah kepada seseorang tanpa kerja. Konon ada ungkapan yang mengatakan: “Jika sekiranya tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan, maka hendaklah orang-orang itu diperintahkan menggali sumur kemudian mereka disuruh menguruknya kembair.
Sumber : Terj. Al Khoir wa Syar
karya As Syeikh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi