Kini kita beralih berbicara tentang orang-orang yang mendapat cobaan gangguan kesehatan fisik (cacat). Ada orang buta sejak lahir, atau pincang, atau menderita kelumpuhan kaki dan lain-lain. Bukankan itu semua merupakan keburukan ?
Kami katakan kepada orang yang beranggapan seperti itu : Anda tidak memahami rahasia ciptaan Tuhan. Di sana ada kosmos atas, yang jika mengalami gangguan, niscaya terjadi malapetaka luar biasa yang menimpa umat manusia secara keseluruhan, seperti matahari, planet, bulan dan lain-lain. Seandainya satu sama lain bertabrakan, atau matahari meledak misalnya, pastilah kosmos atas itu seluruhnya jatuh tindih menindih yang mengakibatkan bencana amat besar yang dapat menghabisi kehidupan di atas bumi.
Itulah sebabnya, kosmos atas itu diciptakan oleh Allah dengan sangat cermat, teliti dan penuh keteraturan sehingga tidak pernah mengalami gangguan sedetik pun. Renungkanlah firman Allah SWT:
لا الشمس ينبغى لها أن تدرك القمر ولا الليل سابق النهار وكل فى فلك يسبحون
(Tidak mungkin matahari dapat mengejar bulan, dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya) Qs Yasin : 40
Alam raya ini diciptakan oleh Allah dalam suatu sistem yang tidak pernah mengalami gangguan agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Selain itu, di sana ada kehidupan alam rendah yang tidak akan mempengaruhi sistem alam raya ini. la hanyalah merupakan susunan yangterdiri dari individu-individu suku bangsa, umat dan komunitas manusia.
Ketentuan takdir Tuhan menghendaki bahwa hanya sedikit sekali di antara komunitas umat manusia itu yang terkena kebutaan, atau ketidak mampuan berbicara, atau ketidak mampuan bergerak. Itu sudah sesuai dengan hikmah Ketuhanan yang Maha luhur yang kita tidak memahami hakikatnya. Hal itu dimaksudkan demi terwujudnya dua tujuan yang kita diperintahkan untuk menengok ke sana.
Tujuan pertama:
Agar anda bisa melihat kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada anda berupa sesuatu yang ditimpakan oleh-Nya kepada orang yang mendapat gangguan fisik tersebut. Jika anda menyaksikan seorang buta, anda memuji Aliah dengan mengucapkan Al-Homdulillah atas rahmat-Nya yangmeyelamatkan aku dari apa yang ditimpakan kepada sejumlah makhluk-Nya. Ketika itulah anda bisa merasakan agungnya nikmat Allah lalu anda bersyukur kepada-Nya, atau barangkali anda bertobat dari kemaksiatan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat-Nya kepada anda.
Demikian pula jika anda meyaksikan seseorang yang tidak bisa berjalan. Anda menghadapkan pandangan anda ke langit sambil berdo’a: “Ya Tuhanku, Engkau ciptakan aku mampu berjalan”.. dan seterusnya. Tetapi jika anda tidak pernah menjumpai seorangpun di antara mereka yang terkena gangguan fisik itu, apakah anda bisa ingat agungnya nikmat Allah atas diri anda ? Tentu tidak. Sebab, anda sibuk dengan urusan dunia yang melalaikan anda untuk mengingat nikmat-nikmat tersebut. Allah SWT memberi anda kenikmatan, tetapi keimanan anda lemah, maka Dia mendatangkan makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang mendapat cobaan gangguan kesehatan fisik itu agar keberadaan mereka berfungsi sebagai pengingat bagi anda supaya anda menjadi orang yang sadar.
Tujuan kedua:
Allah menyuruh kita memahami bahwa setiap anggota badan kita ini tidaklah bekerja berkat kemampuan yang bersumber dari dalam diri kita, tetapi ia bisa bekerja lantaran Allah SWT menundukkannya agar mau bekerja untuk anda.
Anda berkata : Aku bisa melihat karena kedua mataku. Maka Allah menciptakan manusia yang mempunyai kedua mata tetapi ia tidak bisa melihat dengan kedua matanya. Tujuannya adalah agar anda tahu bahwa anda dapat melihat karena kekuasaan Allah yang memberikan kemampuan biji mata anda untuk melihat.
Anda bisa juga berkata : Aku bisa berjalan dengan kedua kakiku. Maka Allah SWT menciptakan seseorang yang memiliki dua kaki tetapi ia tidak bisa berjalan dengan kedua kakinya. Tujuannya memperlihatkan kepada anda bahwa anda sebenarnya bisa berjalan karena kekuasaan Allah yang diberikan-Nya kepada kedua kaki anda.
Sumber : Terj. Al Khoir wa Syar
karya As-Syeikh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi